Bahan Bakar & Emisi Berita

Efisiensi Energi:, Tantangan Masa Depan Industri Otomotif

0219pump

Peningkatan mobilitas memberikan banyak manfaat. Namun ia juga memunculkan tantangan yang harus diatasi oleh seluruh stakeholder di bidang otomotif. Harus ada perhatian pada kebijakan efisiensi energi untuk mengatasi kebisingan, polusi udara, kemacetan, dampak terhadap iklim dan ekonomi.

Pada 2013 International Energy Agency (IEA) mempublikasikan “A Tale of Renewed Cities”. Ini adalah pedoman kebijakan transformasi perkotaan melalui perbaikan efisiensi energi pada sistem transportasi. Pedoman kebijakan ini meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Transportasi merupakan sektor yang menggunakan separo konsumsi minyak dunia dan hampir mencapai 20% penggunaan energi dunia, dengan sekitar 40% konsumsi tersebut digunakan untuk transportasi perkotaan. Meskipun ada perkembangan teknologi dan penghematan BBM kendaraan, IEA memperkirakan konsumsi energi transportasi perkotaan akan menjadi dua kali lipat pada 2050.

Maria van der Hoeven, Executive Director IEA, menyatakan bahwa pada 2025 emisi transportasi perkotaan di seluruh dunia akan mendekati angka 1 miliar ton CO2eq. Sekitar 90% peningkatan emisi transportasi perkotaan ini diperkirakan berasal dari penggunaan kendaraan pribadi.

Lebih jauh Maria menjelaskan bahwa pertumbuhan kebutuhan transportasi dan perubahan ke kendaraan pribadi akan menaikkan kemacetan yang menimbulkan kerugian miliaran dolar karena pemborosan energi dan waktu.
Bagaimana upaya perbaikan efisiensi energi sistem transportasi perkotaan yang harus dilakukan seluruh stakeholder menurut IEA? Ada empat langkah utama yang harus dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Perencanaan meliputi empat aktivitas. Pertama, mengidentifikasi kebutuhan transportasi dan menetapkan tujuan. Kedua, mengidentifikasi seluruh stakeholder yang terlibat. Ketiga, mengatasi hambatan dan memperoleh sumberdaya yang diperlukan. Keempat, membuat kerangka kebijakan dan rencana aksi.
Pelaksanaan meliputi tiga langkah. Perama, melibatkan seluruh pelaku dalam pelaksanaan. Kedua, meningkatkan kesadaran dan menyampaikan target. Ketiga, mengatur proses pelaksanaan.

Pemantauan mencakup proses pengumpulan, pemeriksaan, dan distribusi data. Terakhir langkah evaluasi meliputi dua aktivitas. Pertama, analisis data dan evaluasi dampak kebijakan transportasi. Kedua, penerapan kebijakan transportasi dan membuat perencanaan langkah berikutnya.