Berita

Pasar Mobil ASEAN Naik, Persentase Thailand Lampaui Indonesia

giiassssJAKARTA— Penjualan mobil di Asia Tenggara pada periode Januari-Maret 2017, penjualan mobil di Asia Tenggara tumbuh 11 persen. Dengan pertumbuhan tersebut, penjualan menjadi 826.545 kendaraan. Pertumbuhan penjualan tersbesar terjadi di Filipina (20 persen), menyusul kemudian Thailand (16 persen). Sejumlah pengamat melihat pertumbuhan tersebut sebagai sinyal makin pulihnya pasar mobil di Kawasan Asia Tenggara.

Pasar mobil di Asia Tenggara secara umum kembali menggeliat dalam lima tahun secara berturut-turut. Puncak volume penjualan terjadi pada Maret 2017. Pertumbuhan bulanan mencapai 14 persen dengan angka 316.736 unit, yang terjadi di enam negara utama Asia Tenggara. Mereka antara lain Indonesia yang memiliki volume pasar paling besar ASEAN dan merupakan produsen mobil terbesar kedua ASEAN, Thailand sebagai pemimpin volume produksi ASEAN dan merupakan pasar terbesar kedua ASEAN, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Filipina.

Di Indonesia, penjualan mobil tumbuh delapan persen pada Maret 2017. Angka penjualannya melampaui angka 100 ribu unit pada saat itu, yang juga menguatkan indikasi pulihnya pertumbuhan pasar. Pertumbuhan volume penjualan mobil ASEAN paling besar pada Maret dinikmati Thailand, melonjak 17 persen, sekalipun dalam jumlah masih kalah dari Indonesia, yakni 84.801 unit.

Dari berbagai prinsipal global, mobil-mobil buatan Jepang merajai pasar mobil ASEAN. Mereka antara lain Honda, Toyota, Nissan (Datsun), Mazda, dan Mitsubishi. Khusus untuk pasar Indonesia, Daihatsu— dengan produksi beberapa model yang manufakturnya dilakukan di Indoensia— termasuk mobil yang menguasai pasar. Produk Daihatsu di Indonesia untuk pasar ekspor dilakukan dengan branding Toyota. Lexus, Suzuki, Hino, dan UD Trucks selama beberapa dasawarsa terakhir juga termasuk merek Jepang yang mendapat tempat terhormat di pasar mobil Tanah Air.

Keperkasaan mobil-mobil Jepang di ASEAN tak lepas dari kebijakan principal mereka untuk membangun fasilitas produksi atau manufaktur lokal— terutama di Thailanda dan disusul kemudian Indonesia. Ini menjelaskan mengapa untuk kawasan ASEAN Thailand merajai produksi mobil. Semua prinsipal Jepang membangun pusat produksi di Thailand dan juga di Indonesia dalam skala yang lebih sedikit— kecuali Mazda yang tak memiliki fasilitas manufaktur di Indonesia dan mengandalkan impor dari Thailand.

Di luar merek-merek Jepang, pasar mobil Indonesia juga menjadi tujuan pemasaran bagi sejumlah merek dari negara lain. Mereka itu di antaranya Korea Selatan (Kia dan Hyundai), Jerman (Audi, BMW, Mercedes-Benz, Porche, Vokswagen), Inggris (Land Rover dan MINI Cooper), Amerika Serikat (Chevrolet, Jeep, Dodge, Chrysler), Italia (Fiat), Prancis (Renault, Peugeot, Citrioen), dan India (Tata).

Belakangan, China yang pernah gagal dengan merek Geely dan Cherry pada saat ini juga kembali ikut meramaikan pasar mobil Indonesia dengan merek Wuling. Mereka bahkan melakukannya tanpa melalui impor melainkan langsung membangun pabrik manufaktur di Indonesia. (*)