Berita Economy & Industry

Pajak Mobil Nol Persen: Diusulkan Perindustrian, Ditolak Kementerian Keuangan

JAKARTA— Industri otomotif sempat berharap pemerintah memberikan paket stimulus baru berupa pajak nol persen untuk mobil baru selama masa pandemi virus corona baru (Covid-19) berlangsung. Namun pada Senin 19 Oktober 2020, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menolak usulan dari Kementerian Perindustrian tersebut. 

“Kami tak mempertimbangkan saat ini untuk memberikan pajak mobil baru sebesar nol persen seperti yang disampaikan oleh industri maupun dari Kemenprin,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Senin, 19 Oktober 2020, seperti dikutip Tempo dan berbagai media massa lainnya.

Pada awalnya, wacana pajak nol persen untuk pembelian mobil baru ini mencuat Bulan Agustus 2020 yang lalu. Adalah Kementerian Perindustrian yang tampil mengusulkan pengurangan pajak sampai Desember 2020. Tujuannya, untuk membantu daya beli masyarakat pertumbuhan industri manufaktur di bidang otomotif.

Mobil baru memiliki beberapa komponen pajak yang jika ditotal bisa mencapai 40 sampai 45 persen. Komponen pajak itu terdiri dari Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ada juga yang ke daerah dan setiap tahun seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB).

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi pernah mengatakan bahwa relaksasi ini diharapkan dapat menstimulus pasar sekaligus mendorong pertumbuhan sektor otomotif di tengah pasar yang turun. “Kita harus mempertahankan industri otomotif di Indonesia karena memiliki dampak cukup luas karena melibatkan sekian ribu perusahaan pemasok komponen, baik pada tier 1, 2, atau pun 3, dan juga melibatkan banyak pekerja,” ujar Yohannes seperti dikutip Tempo pada Rabu, 16 September 2020.

Menurut Yohanes, industri tak bisa menahan biaya tetap (fixed cost) yang cukup besar dengan kondisi pandemi berlangsung hingga sembilan bulan sampai setahun terhitung sejak Maret 2020. Wacana relaksasi pajak tersebut mendapatkan sambutan positif dari sejumlah agen pemegang merek (APM). 

Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan bahwa perusahaan sudah melakukan berbagai langkah untuk menstimulus pasar melalui sejumlah strategi, terutama terkait dengan produk.  Menurut dia, terdapat 3 variabel dalam menstimulus pasar. Pertama adalah kondisi pertumbuhan ekonomi, kedua regulasi, dan ketiga adalah produk. “Untuk poin pertama dengan kondisi saat ini pasar mengalami kontraksi negatif,” kata Donny kepada Tempo, Kamis, 17 September 2020. 

Donny menyambut baik wacana pajak nol persen tersebut. “Dengan adanya tambahan stimulus dalam bentuk terobosan regulasi seperti pengurangan elemen pajak (PPnBM dan BBN) tentunya akan memberikan harapan pasar akan berkontraksi positif (menaikkan volume penjualan),” kata dia. 

Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy sebenarnya juga yakin bila wacana pajak nol persen jadi diterapkan akan mendorong pasar otomotif kembali bergairah di tengah pandemi. “Dampak positifnya akan luas, terutama kepada industri-industri pendukung seperti pemasok dan sebagainya,” kata dia. 

Namun Billy mengaku akan mempelajarinya dengan seksama mengenai rincian pajak nol persen bila benar-benar diterapkan. “Karena ini menyangkut strategi penerapan harga di tingkat ritel, jadi berapa besar dampaknya terhadap harga jual belum dapat kami sampaikan,” kata dia. 

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy berharap wacana pajak 0 persen untuk pembelian mobil baru bisa segera diputuskan supaya ada kepastian di pasar. “Kalau terlalu lama keputusannya, bisa membuat ketidakpastian di pasar,” kata Anton. 

Anton yakin wacana pajak 0 persen jika diterapkan akan memiliki dampak positif ke banyak sektor. Tak hanya soal penjualan mobil, tapi juga perekonomian secara keseluruhan. Anton mengaku belum dapat memberikan gambaran bagaimana wacana pajak 0 persen itu akan berpengaruh pada harga mobil baru. “Masih perlu kami pelajari teknisnya, tapi yang pasti ada dampak positif dari wacana ini,” kata dia. 

Hal senada juga diungkapkan Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra. Menurut dia, Gaikindo pasti sudah memikirkan usulan tersebut dengan matang. “Tujuannya untuk menggerakkan industri otomotif yang sedang lesu karena pandemi corona,” kata dia. (*)