Berita Economy & Industry

Bila Ekonomi Indonesia Tumbuh Lima Persen di 2022, Penjualan Mobil Ikut Naik

JAKARTA— Yannes Martinus Pasaribu (dosen dari Institut Teknologi Bandung yang juga sekaligus pengamat otomotif) memprediksi tentang penjualan kendaraan bermotor 2022. Dikutip dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, ia menilai penjualan otomotif di Indonesia diprediksi naik apabila ekonomi nasional bisa mempertahankan pertumbuhan di kisaran angka lima persen sepanjang 2022.

Pada Senin 9 Mei 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan I 2022 tumbuh tinggi 5,01 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year, yoy). Yannes menilai bahwa pertumbuhan ekonomi nasional itu menjadi sinyal baik bagi industri otomotif Indonesia. “Pertumbuhan sekarang baru 5,01 persen, artinya baru dibuka sedikit saja sudah mulai menggeliat cepat ekonomi Indonesia. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi pandemi berikutnya, ini percepatannya akan lebih dari yang sudah-sudah,” katanya pada Senin 9 Mei 2022.

Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia (BI) menargetkan ekonomi Nasional tumbuh 4,5 hingga 5,3 persen dari proyeksi awal sebesar 4,7 hingga 5,5 persen untuk keseluruhan 2022. Ia optimis proyeksi penjualan mobil baru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang mencapai 900 ribu unit pada tahun ini bisa terlampaui.

“Artinya prediksi GAIKINDO bisa sampai 900 sampai satu juta unit pada akhir tahun, itu sangat mungkin tercapai. Apalagi kalau pertumbuhannya (ekonomi nasional) bisa menembus 5,6 persen. Nah, itu lebih tinggi lagi penjualan (mobil) di atas satu juta unit sampai akhir tahun ini,” katanya.

“Jika ini dapat dipertahankan terus, maka penjualan otomotif bisa terus baik; apalagi nanti akan ada model-model baru, ada pameran-pameran otomotif, suku bunga dipertahankan tetap rendah, dan lain lain,” katanya.

Ia berpendapat peningkatan penjualan otomotif di kuartal selanjutnya dipengaruhi oleh faktor kebijakan dari sisi pemerintah serta langkah yang dilakukan dari sisi industri otomotif. “Selama Pemerintah bisa mengerem dulu soal pajak. Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) ini direm dulu dan tak dinaikkan kembali ke sebelum pandemi COVID-19 sampai akhir tahun, masyarakat yang sudah berhitung di awal akan lebih tertarik untuk mengonsumsi kendaraan bermotor baru,” katanya.

Jika harga kendaraan bermotor tak naik akibat kebijakan PPnBM, maka industri otomotif kemungkinan akan menjual bahkan memproduksi kendaraan-kendaraan dengan stok desain yang tersedia hingga akhir tahun 2022. Di samping pameran otomotif, Yannes mengingatkan agar pihak industri menangguhkan strategi pemasaran digital dengan pendekatan baru mengingat masyarakat sudah cepat bermigrasi ke digital.

Lalu dari sisi masyarakat, ia mengatakan bila terjadi tren penurunan kasus COVID-19 dan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka mobilitas masyarakat akan memicu pertumbuhan ekonomi. “Artinya terjadi sinergi antara permintaan dari masyarakat untuk kendaraan baru, produksi dari industri otomotif, dan regulasi pemerintah yang membuat harga kendaraan tak naik sampai akhir tahun 2022,” katanya. (SUARA)