WARTA EKONOMI— Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara mengatakan peran penting kemitraan dengan negara-negara yang berpengalaman dalam pengembangan EV, khususnya China. Ia mengatakan bahwa memperluas industri yang berkaitan dengan rantai pasokan EV tidak hanya akan memperkuat kemampuan hilir Indonesia, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong transfer pengetahuan.
“China dikenal dengan industri komponen EV-nya yang kuat. Kami mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk belajar dari mitra-mitra di China. Target akhir kami adalah mengembangkan merek-merek otomotif Indonesia sendiri, pabrik-pabrik lokal, dan kemampuan teknis lokal,” kata Kukuh. “Namun pada tahap ini, mitra internasional masih sangat penting.”
Perusahaan-perusahaan China memainkan peran penting dalam membawa teknologi, modal, dan akses pasar global ke Indonesia, terutama dalam baterai EV dan integrasi rantai pasokan, kata pemimpin bisnis tersebut. Sebagai produsen mobil China pertama yang berinvestasi dan mendirikan pabrik di Indonesia, SAIC-GM-Wuling (SGMW) telah membantu 17 perusahaan China dalam rantai pasokan mobil untuk menjelajahi perekonomian terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) ini, mengembangkan lebih dari 100 pemasok lokal selama tujuh tahun terakhir.
Produsen mobil asal China ini juga berkontribusi dalam mengembangkan sektor EV Indonesia. November lalu, Institut Keahlian Modern Kendaraan Energi Baru China-Indonesia (China-Indonesia Institute of Modern Craftsmanship of New Energy Vehicle) diresmikan di Indonesia. Institut tersebut merupakan basis pelatihan yang didirikan oleh Sekolah Tinggi Kejuruan Kota Liuzhou, Institut Pelatihan Industri Anand Indonesia, dan anak perusahaan SGMW di Indonesia. (*)