Berita

APM masih Berpeluang Meningkatkan Ekspor

DENPASAR— Peluang ekspor otomotif masih kencang. Beberapa agen pemegang merek (APM) telah mempersiapkan diri menambah produk yang akan dipasarkan ke luar negeri. Negara-negara baru tujuan ekspor mereka dibidik. Harold Donnel, Head of Product Development & Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, salah satu produk mobil baru yang akan diekspor adalah All New Ertiga.

Ada 13 negara yang menjadi tujuan ekspor mobil tersebut. Di antaranya di Amerika Selatan, Oceania, Karibia, serta negara-negara dikawasan Asia. “Kesiapan ekspor bergantung pada proses homologasi negara bersangkutan,” kata Harold, pada Selasa 26 Juni 2018 seperti dikutip Kontan.

Ertiga menargetkan produksi di pasar nasional mencapai 5.000 unit per bulan. Angka ini mencuil pangsa pasar mobil segmen serbaguna (multipurpose vehicle, MPV) dalam negeri sebesar 20 persen. Sedangkan target ekspor mencapai 12 ribu unit di tahun fiskal 2018.

Tahun lalu, total ekspor Suzuki terpantau naik 44 persen menjadi 63.568 unit, naik dari tahun sebelumnya sebesar 44.125 unit. Ekspor  mobil Suzuki terdiri dari model utuh atau completely built up(CBU) dan mobil terurai alias completely knock down(CKD). Pada 2017 Suzuki APV menjadi model terbanyak yang diekspor, yakni 16.308 unit. Meski begitu, Suzuki Ertiga mencetak lonjakan ekspor tertinggi hingga 95 persen menjadi 12.196 unit di tahun lalu. Tahun lalu, nilai ekspor mobil Suzuki Indonesia menyentuh level tertinggi dalam enam tahun terakhir, yaitu Rp 5,2 triliun. Jumlah itu naik 33 persen dibanding 2016.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono juga menargetkan penjualan ekspor. Dia menyebut, dalam jangka pendek perlu adanya ekspansi destinasi negara baru ditengah lesunya penurunan permintaan di Timur Tengah. Warih berharap kenaikan harga minyak dunia yang terjadi saat ini berdampak positif dalam mendongkrak permintaan mobil global. “Tentu saja perlu juga menyiapkan model-model kendaraan yang bisa diterima di negara masing-masing,” kata Warih.

Sepanjang tahun lalu, TMMIN menorehkan performa ekspor dalam bentuk CBU sebanyak 199.600 unit atau naik 18 persen disbanding capaian tahun sebelumnya, yakni 169.100 unit. Tahun ini, target petumbuhan ekspor 10 persen. Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (GAIKINDO) menjelaskan masih menggenjot produksi mobil nasional untuk kebutuhan ekspor. “Masih optimistis tahun ini ada kenaikan ekspor,” kata Kukuh.

Guna memenuhi keinginan konsumen global, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terus memperluas pasar ekspor mobil dengan merambah kawasan ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Vietnam, serta Thailand. Toyota Indonesia berhasil mengekspor kendaraan sebanyak 199.600 unit pada 2017. Pencapaian ekspor kendaraan tersebut merupakan volume tertinggi sejak Toyota Indonesia memulai ekspor pada 1987. Kini dalam 4 bulan pertama di 2018, pencapaian ekspor Toyota telah mencapai 66 ribu unit. “Pencapaian ekspor di empat bulan pertama mencapai 66 ribu unit,” kata Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Edward Otto Kanter.

Penjualan terbesar ekspor Toyota berasal dari model sport utility vehicle (SUV) Toyota Grand New Fortuner yang mencapai 16 ribu unit. Lalu disusul model lainnya seperti Vios, Kijang Innova, Sienta dan Yaris.

Selain itu, Toyota juga mengekspor beberapa model lain yakni Avanza, Rush, Agya (Wigo) dan Town/Lite Ace yang diproduksi oleh grup Toyota di Indonesia yaitu Astra-Daihatsu Motor. Edward pun berharap pihaknya bisa mempertahankan kinerja ekspor, sehingga bisa mencapai target di tahun ini. “Semoga kami bisa mempertahankan kinerja ekspor tersebut, sehingga mencapai target kami di tahun ini yaitu kenaikan sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya. (*)