JAKARTA— Bobot mobil mempengaruhi seberapa banyak bahan bakar minyak (BBM) yang dikonsumsi. Semakin berat mobil, kian banyak pula energi yang dibutuhkan untuk bergerak. Ibarat manusia, saat memindahkan barang yang memiliki berat tertentu, maka makin besar pula usaha atau energi yang dikeluarkan.
Rocky Mountain Institute (RMI) dalam penelitiannya berjudul “Reinventing Fire: Bold Business Solutions for the New Energy Era” membuktikan bahwa berat mobil dan tenaga mesin merupakan dua faktor penting yang memengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar. “Mobil dengan berat berlebih memiliki inersia dan perputaran resistensi yang lebih besar, keduanya berkontribusi pada peningkatan konsumsi BBM,” tulis RMI dalam laporannya, seperti dikutip TEMPO.
Penelitian lebih lanjut oleh Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat (AS) menunjukkan tiap 100 pon beban yang dikeluarkan mobil, konsumsi bahan bakar meningkat 1-2 persen. Untuk mobil kecil dengan mesin 1,6 liter, pengurangan bobot sebesar lima persen menyebabkan peningkatan penghematan bahan bakar sebesar 2,1 persen.
Mobil dan truk ringan saat ini memiliki berat antara 1.000 hingga 3.800 kilogram. Usaha menurunkan sepuluh persen berat mobil memberikan peningkatan jarak tempuh 4,1 persen. Mengutip Autoblog, penurunan berat 20 persen yang signifikan meningkatkan penghematan bahan bakar sebesar 8,4 persen.
Karena itu, Natural Resources Canada merekomendasikan supaya saat membeli mobil baru perlu mempertimbangkan tingkat keringanan pada mobil. Yakni, didukung dengan kapasitas pilihan mesin terkecil untuk memenuhi kebutuhan ideal konsumsi BBM. Selain itu, usaha penghematan BBM tentunya juga dilakukan dengan tidak memberikan beban ekstra kepada mobil. (*)