MAKASSAR— Menginjak usia yang ke 66 tahun, Grup Haji Kalla makin ekspansif ke sektor energi listrik dan energi terbarukan. Meski begitu, perusahaan juga tetap mempertahankan market share perdagangan otomotif di Indonesia bagian timur. Maklum, sektor otomotif memberikan kontribusi pendapatan terbesar ke perusahaan.
“Kami bersyukur mampu bertahan hingga tiga generasi. Usia 66 tahun sudah bukan lagi usia muda. Persaingan bisnis di luar semakin ketat, di tengah situasi ekonomi global dan ancaman perang dagang AS dan China. Tetapi kami tetap optimis dapat menjaga market share di timur Indonesia,” kata CEO Grup Haji Kalla, Solihin Kalla, seperti dikutip Kontan Kamis 8 November 2018.
Sampai saat ini, sektor otomotif masih menyumbang kontribusi bisnis terbesar bagi Kalla Group. Ada tiga perusahaan Kalla Group yang bergerak di bidang otomotif yaitu PT Hadji Kalla, PT Kars Inti Amanah, dan PT Bumi Jasa Utama. Selain itu, Kalla juga memiliki Nipah Mall yang merupakan shopping dan office building terbesar di kawasan timur Indonesia. “Khusus Kalla Toyota misalnya, penguasaan pasar di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah hingga saat ini di atas 30 persen,” katanya.
Solihin mengatakan, meski sebagian besar dari direksi masih memiliki hubungan keluarga, mereka tetap menjalankan bisnis ini secara profesional. “Sebagai generasi ketiga, kami harus memisahkan ego kami sebagai seorang anggota keluarga dengan profesional. Dengan komitmen ini, selain hubungan keluarga tetap terjalin baik, hubungan kerja secara profesional juga tetap bisa kami jalankan dalam mengembangkan bisnis,” katanya.
Total ada sekitar 14 perusahaan di bawah naungan Kalla Group yang bergerak di tujuh sektor industri seperti otomotif, transportasi, logistik, konstruksi, manufaktur, properti, dan energi.alla Group ke depan. “Sektor ini juga sejalan dengan program pemerintah terkait 35 ribu megawatt,” ujar Solihin.
Selain untuk kepentingan perusahaan, bisnis energi juga menyangkut misi sosial. Hal ini, katanya, agar masyarakat yang selama ini belum menikmati listrik dapat menikmati listrik sehingga rasio elektrifikasi pun meningkat.
Solihin menuturkan perusahaan belum tertarik untuk mengembangkan pembangkit listrik terbarukan selain pembangkit listrik tenaga air (PLTA). “Pada saat ini masih fokus di PLTA,” katanya. (*)