Berita Economy & Industry

Bisnis Pembiayaan Ikut Pendorong Pertumbuhan Pasar Otomotif

JAKARTA— Industri otomotif di Indonesia berupaya untuk terus menciptakan momentum pemulihan. Setelah tahun 2021 bangkit dari keterpurukan, industri otomotif diharapkan meneruskan laju positifnya di tahun 2022. Tahun 2021, mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) penjualan mobil whole sales atau distribusi dari pabrik ke dealer tumbuh 66 persen year-on-year (yoy) menjadi 887.202 unit. 

Untuk tahun 2022, GAIKINDO menargetkan mobil yang terjual mencapai 900 ribu unit. Sementara itu AISI mematok target 5,4 juta motor baru terjual tahun ini. Tantangan ini memang tak mudah. Namun, tanda-tanda positif terus berdenyut sepanjang Januari-Mei 2022. 

Perkembangan ini terus memancing perhatian industri terkait, bukan hanya pelaku otomotif langsung. Salah satunya adalah GPS Tracker yang merupakan pendukung industri otomotif. Alamsyah Cheung, CEO Fox Logger, penyedia GPS Tracker berbasis internet of things (IOT), memberikan pernyataan bahwa pemerintah memang memiliki peran besar dalam upaya mengangkat industri otomotif lewat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Namun, dia juga menyoroti peran industri leasing (multifinance) dalam mendorong momentum kebangkitan industri otomotif di Tanah Air. “Pertumbuhan industri otomotif Indonesia tidak akan terlepas dari dukungan lembaga pembiayaan,” katanya dalam keterangan pers yang dikutip TEMPO pada 2 Juli 2022.

Secara umum, pembiayaan otomotif memang berkontribusi sekitar 70 persen dari total pembiayaan industri multifinance. Sejak tahun 2000, bisnis pembiayaan tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) mencapai 25-30 persen, khususnya di pembiayaan motor.

Hal ini juga didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan data OJK, persentase pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 74 persen dari total piutang pembiayaan netto industri atau sebesar Rp 364,23 triliun per Desember 2021.

Intinya, pertumbuhan industri pembiayaan multifinance berbanding lurus dengan pergerakan ekonomi serta pertumbuhan industri otomotif. Ketika ekonomi pulih dan industri otomotif bergerak, industri multifinance pun dengan sendirinya turut bergerak. Apalagi jika pemerintah memberikan insentif seperti relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), tentunya industri multifinance pun makin kencang berputar menopang kebutuhan masyarakat yang ingin memiliki kendaraan bermotor. 

“Fox Logger pada hakekatnya adalah pihak yang menjadi sebuah proses bisnis baru pada kegiatan operasuional perusahaan multifinance yang sangat memiliki dampak signifikan pada kinerja divisi collection,” katanya. “Saat ini pun Fox Logger sudah bekerja sama dengan 10 perusahaan multifinance di Indonesia,” kata Alamsyah

Di luar kerja sama dengan para stakeholders industri otomotif Indonesia, Fox Logger sendiri terus berupaya meningkatkan kualitas produk, inovasi, dan layanannya. Kini, perusahaan yang terus berkembang ini tengah membangun Fox Logger Tower guna memperkuat Divisi Research & Innovation Center dan Divisi Layanan Konsumen. Di luar itu, Fox Logger juga semakin serius dalam mengambil langkah dengan sejumlah mitra dalam upaya menjadi perusahaan go public.