Berita Economy & Industry

Ekonomi Sulit, Ekspor Mobil 2020 dari Indonesia Berkurang 30 Persen

JAKARTA— Redupnya ekonomi selama merebaknya pandemi Covid-19 membuat ekspor mobil dari Indonesia menderita. Penurunan eksopor mobil dari Indonesia terjadi pada ekspor mobil dalam bentuk utuh (completely built up, CBU), terurai lengkap (completely knock down, CKD), maupun dalam bentuk komponen.

Seperti dikutip dari data GAIKINDO, pengapalan mobil secara utuh dari pelabuhan di Indonesia ke sejumlah pasar luar negeri anjlok 30,1 persen menjadi 232.175 unit. Pada 2019, ekspor mobil CBU mencapai 332.004 unit. Merosotnya ekonomi selama merebaknya pandemi 2020 telah membuat ekspor berkurang 99.829 unit. Semua merek pabrikan menderita penurunan ekspor, kecuali DFSK. Merek pabrikan lain yang menjadi pengekspor mobil secara utuh dari Indonesia mencakup Daihatsu, Toyota, Mitsubishi Motors, Suzuki, Honda, Hino, Hyundai-HIM, dan Wuling.

Ekspor mobil secara terurai lengkap (CKD) pada 2020 juga tercatat mengalami penurunan signifikan. Pengapalan mobil CKD dilakukan oleh empat merek yakni Toyota, Suzuki, Mitsubishi Motors dan DFSK. Sepanjang 2020, ekspor mobil CKD tercatat sebanyak 53.032 unit atau berkurang 80.046 unit (-60,1 persen) dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu 133.078 unit. Sementara itu, ekspor komponen juga mengalami penurunan meski tidak seekstrim penurunan ekspor CBU dan CKD. Sepanjang 2020, ekspor komponen turun 22,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya 79.300.676 set menjadi 61.177.323 set.

Target meleset

Di sektor otomotif, sejumlah target yang ditetapkan oleh Presiden terasa semakin sulit dicapai karena redupnya ekonomi selama terjadi pandemi Covid-19. Pada Desember 2019, Presiden Joko Widodo pernah meminta para pelaku bisnis otomotif untuk dapat mengekspor mobil sebanyak satu juta unit pada 2024. Angka itu terbilang tinggi karena saat pada tahun lalu, industri otomotif baru bisa mengapalkan 300 ribu unit. “Sampaikan kepada seluruh pelaku otomotif, tahun 2024 minimal satu juta unit harus keluar dari Indonesia,” kata Presiden pada saat itu seperti dikutip Bisnis.

Namun target itu tampaknya sulit dicapai karena ekspor otomotif nasional menjelang akhir 2020 turun hingga 50 persen. Berdasarkan data GAIKINDO pada Januari hingga September 2020, total ekspor mobil CBU turun 35,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi hanya 155.258 unit. Pada saat yang sama, total ekspor mobil CKD hanya menyentuh angka 34.722 unit atau anjlok 90,6 persen dibandingkan periode tahun lalu yang mencapai 370.062 unit. “Kami proyeksikan ekspor pada tahun ini akan turun 50 persen. Padahal, saat Desember 2019 kami diminta menaikan ekspor hingga 1 juta unit pada 2024,” ujar Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi.

Pelaku industri otomotif sempat berambisi mengekspor 350 unit hingga 400 unit unit pada 2020. Namun, akibat lesunya ekonomi global, kinerja ekspor 2020 diperkirakan hanya menyentuh 175.000 unit atau paling tinggi 200.000 unit. Yusak Billy (Business Innovation & Sales Marketing Director PT Honda Prospect Motor, HPM), menghitung nilai ekspor CBU dan CKD dari Honda berkurang sebanyak Rp 800 miliar pada 2020. “Untuk total nilai ekspor CBU dan komponen CKD tahun 2019 yang lalu mencapai Rp 3,3 triliun. Tahun 2020, nilai ekspor bisa turun 24 persen ke Rp 2,5 triliun,” kata Billy.

Bob Azam (Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, TMMIN), pada saat itu menyatakan target ekspor TMMIN pada tahun 2020 sekitar 200 ribu unit atau setidaknya tak terlampau jauh dari realisasi ekspor pada 2019 (sebesar 208.500 unit). 

Kinerja ekspor mobil CBU dari Indonesia:

1. Daihatsu, 91.472 unit (- 25,8 persen)

2. Toyota, 53.728 unit (- 2,8 persen)

3. Mitsubishi Motors 40.589 unit (- 6,2 persen)

4. Suzuki, 37.400 unit (- 5,6 persen)

5. Honda, 5.970 unit (- 12,8 persen)

6. Hino, 865 unit (-62,6 persen)

7. DFSK, 790 unit (364,7 persen)

8. Hyundai-HIM, 750 unit (-76,9 persen)

9. Wuling, 611 unit (-77,2 persen)

Semua merek menderita penurunan, kecuali Mitsubishi Motors yang memang baru tahun lalu melakukan ekspor CKD.

1. Toyota, 40.890 unit (-61,4 persen)

2. Suzuki, 7.788 unit (-71,0 persen)

3. Mitsbishi Motors 4.050 unit (0.0 persen)

4  DFSK 304 unit (-1,6 persen)

Sementara itu, ekspor komponen juga mengalami penurunan meski tidak seekstrim penurunan ekspor CBU dan CKD. Sepanjang 2020, ekspor komponen turun 22,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya 79.300.676 set menjadi 61.177.323 set.

Ekspor komponen mobil dilakukan oleh empat merek pabrikan yakni Toyota, Honda, Hino dan Suzuki. Semua merek pabrikan menderita penurunan ekspor komponen.

1. Toyota, 57.045.439 set (-23,9 persen) 

2. Honda, 3.301.687 sen (-31,9 persen)

3. Hino, 733.673 set (-32,9 persen) 

4. Suzuki 96.524 set (-86,6 persen). (Bisnis)