Berita Economy & Industry

Ekspor Honda Brio dari Indonesia ke Filipina Ditambah

JAKARTA— Honda Brio tak hanya popular dan menjadi tulang punggung penjualan PT Honda Prospect Motor (HPM) di Indonesia. Mobil model hatchback entry level ini juga diminati di luar negeri. Salah satunya di Filipina, yang menjadi tujuan ekspor mobil buatan pabrik Honda di Karawang (Jawab Barat). “Filipina minta tambahan kuota 200 unit. Ini di luar rencana (ekspor) semula,” kata Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM seperti dikutip Tempo, Selasa, 8 September 2020. 

Brio menjadi model terlaris Honda di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data perusahaan yang diterima Tempo, Brio Satya terjual sebanyak 1.883 unit pada Agustus 2020. Angka ini menyumbang 39 persen dari total penjualan Honda di bulan itu.  Sedangkan Brio RS juga mencatat hasil penjualan yang positif, sebanyak 621 unit atau naik 20 persen dibanding dengan penjualan bulan sebelumnya yang hanya 518 unit. 

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Brio Satya sepanjang 2019 terjual sebanyak 54.659 unit dan menjadi model terlaris di segmen Low Cost Green Car (LCGC). Di segmen ini, Brio Satya berhadapan dengan banyak pemain seperti Toyota Calya (54.549 unit), Daihatsu Sigra (52.283 unit), Toyota Agya (25.082 unit), Daihatsu Ayla (22.108 unit), Suzuki Karimun (4.148 unit), Datsun Go Panca (3.013 unit), dan Datsun Go+ Panca (1.612 unit).  Sementara itu, Brio RS terjual sebanyak 15.685 unit dan menjadi model terlaris di segmen city car. Ia mengungguli Suzuki Ignis (5.138 unit), Datsun Cross (1.862 unit), Daihatsu Sirion (1.800 unit), dan Nissan March (202 unit).

Brio mulai menjalani ekspor ke Filipina dan Vietnam pada April 2019. Sepanjang tahun lalu, total ekspor Honda Brio mencapai 6.847 unit. 

Agustus 2020, Ekspor Mobil Indonesia Kembali Bergairah

Pandemi corona membuat industri otomotif Indonesia babak belur, termasuk untuk kinerja ekspor. Meski demikian, secara perlahan kinerja ekspor mobil dari Indonesia mulai menunjukkan pemulihan. Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengatakan bahwa ekspor mobil Toyota yang diproduksi di Indonesia saat ini mulai recovery,. “Kira-kira 70 persen dibanding dengan sebelum pandemi,” kata Bob. 

Secara persentase, lanjut dia, permintaan ekspor lebih tinggi dibanding domestik. “Domestik baru sekitar 40 persen dari sebelum pandemi.” Bob menuturkan bahwa aktivitas di pabrik perakitan saat ini masih tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Misalnya, menjaga jarak dan penggunaan masker. TMMIN, dia menambahkan, juga membeuntuk inspektor bidang kesehatan dan juga memanfaatkan teknologi informasi (IT) untuk mengontrol pergerakan pekerja. 

Hal senada juga dilakukan Honda di dalam aktivitasnya di pabrik perakitan. Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy menyampaikan bahwa proses produksi di pabrik perakitan Honda saat masih berjalan normal dan sesuai dengan rencana perusahaan. “Kami juga telah menerapkan berbagai protokol kesehatan untuk memastikan kesehatan pegawai yang bekerja di pabrik,” katanya. 

Kinerja ekspor mobil Honda sejak Agustus lalu menunjukkan tren peningkatan. Meski tak menyebut angka ekspor, Billy mengklaim ada penambahan permintaan Honda Brio lebih dari 200 unit dari Filipina. “Penambahan ini di luar rencana terakhir ekspor kami,” kata dia. 

Sepanjang Januari-Juli 2020, total ekspor mobil secara utuh (completely built up, CBU)  yang diproduksi di Indonesia mencapai 120.662 unit. Angka ini masih lebih rendah sebesar 28,7 persen dibanding ekspor CBU periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 169.405 unit.  Khusus untuk Toyota, ekspor Januari – Juli 2020 mencapai 41.225 unit (total yang diekspor bersama brand Daihatsu mencapai 42.395 unit). Angka ini turun 36,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 66.813 unit. 

Sementara itu, ekspor mobil Honda Januari-Juli 2020 mencapai 2.400 unit. Angka ini juga masih lebih rendah 37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3.816 unit. (*)