JAKARTA— Nissan memutuskan tak lagi memproduksi sendiri mobil Nissan di Indonesia dan hanya fokus pada Datsun. Keadaan ini seolah mengembalikan merek Jepang ini ke masa 30 tahun lalu.
Nissan punya sejarah panjang di Indonesia mulai pada 1960-an. Mobil pertama Nissan yang diketahui masuk ke Tanah Air adalah jip Patrol, sebelum PT Indokaya resmi menjadi agen tunggal Datsun pada 1969Indokaya pada awalnya hanya memproduksi mobil Datsun, jenisnya pikap, jip, dan sedan yang rata-rata dihasilkan 750 unit per bulan. Pada 1974, Indokaya memproduksi Datsun Sena yang setiap bulan bisa mencapai 250 unit.
Indokaya merupakan pionir buat Datsun dan Nissan di Indonesia. Sejak saat itu roda bisnis terus bergulir dan kepemilikan berganti sampai akhirnya Nissan Motor Indonesia (NMI) berdiri pada 2001 sebagai agen pemegang merek dan pemanufaktur.
NMI punya dua fasilitas perakitan mobil serta satu pabrik mesin dan transmisi di Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Kabupaten Purwakarta (Jawa Barat). Total kapasitas terpasang perakitan 180 ribu unit per tahun. Mobil-mobil Nissan yang tercatat pernah diproduksi NMI yaitu March, Juke, Evalia, Grand Livina, dan X-Trail.
Mulai 2014, NMI memproduksi mobil-mobil reinkarnasi Datsun, yaitu GO+ dan GO. Lantas pada 2018, model ketiga Datsun, Cross, mulai diproduksi di pabrik yang sama.
Penjualan Turun
Nissan bukan merek ‘kacangan’ di Indonesia. Merek ini pernah menempati peringkat enam dalam daftar mobil terlaris saat Indonesia mencatat rekor penjualan tertinggi pada 2013 dengan angka 1,22 juta unit. Nissan ketika itu menjual 61 ribu unit dan menggapai pangsa pasar nyaris lima persen.
Namun masa emas Nissan hanya sampai di situ, selebihnya penjualan terekam terus menukik setiap tahun. Puncaknya pada tahun lalu, Nissan terlempar dari 10 besar dan berada di posisi ke-11 dengan hasil 6.885 unit. Capaian itu merupakan yang terburuk selama satu dekade terakhir.
Keterpurukan Nissan sempat terendus semakin parah sejak tahun lalu dari sikap Indomobil Sukses International Tbk yang memutuskan melepas saham milik anak usahanya IMG Sejahtera Langgeng di NMI sebesar 5,1 persen. Informasi ini didapat dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
NMI dirasa terus merugi dan membebani laporan keuangan Indomobil yang sebenarnya untung tanpa NMI. Pelepasan kepemilikan saham itu membuat NMI dikuasai 80 persen lebih oleh prinsipal, Nissan Motor Company.
Pada 2018 NMI juga memutuskan menyetop penjualan merek mewah Infiniti yang resmi dibawa masuk ke Indonesia pada 2011. Sejak resmi beroperasi penjualan mobil Infiniti yang hanya ditopang satu dealer di Jakarta Selatan terus anjlok saban tahun dan tidak bisa bersaing dengan merek premium lainnya seperti Lexus atau Mercedes-Benz dan BMW.
Sinyal degradasi NMI kembali mencuat pada awal tahun ini. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan NMI telah menutup salah satu fasilitas produksinya di Purwakarta. Menurut Kemenperin, mulai Maret sudah tidak ada lagi mobil merek Nissan yang diproduksi NMI.
Pabrik Nissan di Purwakarta terdiri dari dua fasilitas perakitan yang letaknya berhadapan. Plant 1 digunakan untuk merakit mobil-mobil merek Nissan sedangkan Plant 2 bertugas memproduksi Datsun.
“Sejak Maret 2019 fasilitas produksi plant 1 dihentikan produksinya,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika melalui pesan singkat, seperti dikutip CNN pada Senin 23 September 2019.
Menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), produksi mobil Nissan oleh NMI tak lagi tercatat pada Februari 2019. Pada bulan yang sama, NMI meluncurkan Livina yang diproduksi Mitsubishi di pabrik Bekasi (Jawa Barat).
Livina merupakan generasi kedua Grand Livina yang basis desainnya menggunakan platform Mitsubishi Xpander. Kerja sama ini bisa terjadi atas pemanfaatan aset aliansi prinsipal Renault-Nissan-Mitsubishi yang diputuskan juga dilakukan di Indonesia. Livina saat ini menjadi satu-satunya mobil merek Nissan yang diproduksi di Indonesia. Namun perlu diingat produksinya bukan dilakukan NMI melainkan oleh Mitsubishi.
Grand Livina merupakan medium MPV, namun Livina, sejak memakai platform Xpander, berubah menjadi low MPV yang berarti bersaing bersama Toyota Avanza dan Suzuki Ertiga.
Menempatkan Livina turun kasta dan masuk ke segmen paling gemuk di dalam negeri itu terbukti positif buat NMI sebab Livina mampu mendorong performa penjualan. Pada semester satu 2019 NMI menjual 8.300 unit Nissan, pada semester satu 2018 hanya sanggup 3.200 unit.
Tergantung Datsun
Pada saat ini bisnis manufaktur NMI hanya tergantung pada Datsun. Walau begitu nasib ke depannya masih abu-abu sebab Datsun belum benar-benar terbukti bisa diandalkan. Selama dua tahun terakhir penjualan Datsun tercatat stagnan sekitar 10 ribuan unit, menimang hasil pada semester satu pada tahun ini nampaknya hasil yang sama bakal didapat.
Datsun pernah menggapai penjualan tertinggi pada 2015 yakni mendekati 30 ribu unit. Saat itu ramuan bodi MPV mini dan kapasitas kabin hingga tujuh penumpang di kelas Low Cost Green Car yang cuma dimiliki Datsun GO+ banyak diserap konsumen.
Minat pada GO+ mulai tergerus ketika tim Astra, Toyota Astra Motor dan Astra Daihatsu Motor, meluncurkan Calya dan Sigra pada 2016. Konsumen mulai beralih ke kedua produk itu yang dirasa punya kualitas produksi lebih baik dan lebih banyak fitur.
Tahun depan bisnis manufaktur NMI bakalan berkembang sebab dijadwalkan memproduksi mesin 1.500 cc yang digunakan Xpander dan Livina. Strategi itu sudah diungkap saat CEO Mitsubishi Motors Corporation Osamu Masuko datang ke Indonesia pada Oktober 2018.
NMI akan memproduksi mesin itu di pabrik di Purwakarta lantas menyuplainya ke Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) pada tahun fiskal 2020. Kapasitas produksi mesin ditetapkan 160 ribu unit per tahun. Memproduksi mesin ini penting buat meningkatkan kandungan lokal Xpander dan Livina. (Foto: Kompas)
Catatan Penjualan Nissan:
2009: 21.440 unit
2010: 37.542 unit
2011: 56.137 unit
2012: 67.143 unit
2013: 61.112 unit
2014: 33.789 unit
2015: 25.108 unit
2016: 13.153 unit
2017: 14.488 unit
2018: 6.885 unit
2019: 8.347 unit (Januari – Juli)
Catatan Penjualan Datsun:
2014: 20.520 unit
2015: 29.358 unit
2016: 25.483 unit
2017: 10.484 unit
2018: 10.433 unit
2019: 4.286 unit (Januari – Juli).