JAKARTA— Industri otomotif menjadi salah satu industri yang terkena dampak pandemi corona. Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kukuh Kumara mengatakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memproduksi spare parts juga harus mendapat perhatian.
Kukuh mengungkapkan bahwa ada sebanyak lebih dari 1.000 pemasok suku cadang atau komponen untuk sebuah kendaraan itu juga harus diperhatikan industri.”Untuk satu buah mobil itu kira-kira membutuhkan 7.000 sampai 8.000 komponen dan itu kan dibuat oleh pabrikan dan ada 1.000 industri untuk memasok kebutuhan komponen otomotif, pada saat pandemi mereka drop,” kata Kukuh Kumara pada pada saat video conference, Jumat 28 Mei 2021 seperti dikutip Republika.
Ekonomi yang tak stabil membuat banyak dari industri UMKM yang memproduksi komponen menjadi tak tertolong. “Yang besar kan pasti bisa bertahan. Yang kita harus jaga itu ada yang UMKM yang pas-pasan, dan kita selalu berdiskusi dengan pemerintah untuk menyelamatkan dan memperhatikannya,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Institute Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan kendala terbesar bagi pelaku UMKM adalah biaya untuk meningkatkan skala yang lebih besar dan lebih luas. “Masalah dan kendala yang dimiliki UMKM, pertama terkait dengan ekonomi yang dipengaruhi oleh kemampuan modal dan pengusaha UMKM untuk bisa mengembangkan skalanya,” kata dia.
Tak hanya untuk masalah produksi, rantai masalah itu masih akan terjadi pada saat pengemasan dan juga pengiriman. “Selain modal utama untuk sebuah produksi, merek juga harus memikirkan untuk biaya pengemasan dan juga pengiriman yang tidak sedikit memakan biaya, jika saja mereka melakukan pengiriman secara tidak penuh satu kontainer maka harga juga akan pasti mahal dan berbeda jika pengiriman full satu kontainer itu akan lebih murah,” kata dia.
Kendati demikian, industri otomotif sudah menunjukkan kebangkitan yang baik dari hantaman badai COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2021 yang lalu. Hal itu, juga dikarenakan efek dari adanya relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 0 persen terhadap sejumlah kendaraan. Selain itu, para anggota dari GAIKINDO juga aktif untuk menjalankan penjualan secara digital maupun pameran yang dilakukan secara digital. Selama pandemi, banyak anggota GAIKINDO yang menjalankan penjualan secara virtual. (*)