Berita Economy & Industry

GAIKINDO Ingin agar Mobil Hybrid dan PHEV juga Mendapat Insentif Pemerintah

KATADATA— Pemerintah RI selama ini masih fokus memberikan insentif pada mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehice, BEV). Insentif belum diberikan kepada mobil listrik lain, yakni hybrid electric vehicle (HEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Dalam pemahaman pemerntah, EV dinilai lebih ramah lingkungan.

Namun kalangan industri otomotif, dalam hal ini Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memiliki pandangan lain. Menurut pandangan GAIKINDO, HEV dan PHEV juga memiliki beragam keunggulan dalam soal ramah lingkungan. Maka dari itu, GAIKINDO berpendapat agar pemeritah juga mempertimbangan pemberian insentif untuk HEV dan PHEV.

“Kalau semua ganti dengan mobil listrik maka usaha-usaha industri pendukung akan tutup seperti yang terjadi di Thailand. Oleh sebab itu saya selalu mengingatkan agar Indonesia jangan sampai terjebak oleh situasi serupa,” kata Jongkie Sugiarto (Ketua I GAIKINDO) di sela-sela peresmia dealer mobil Chery Bina Sarana Pradipta (BSP) Sunter (Jakarta), 10 Desember 2024.

Menurutnya, insentif untuk mobil HEV dan PHEV tak perlu sama seperti BEV. Dengan adanya bantuan pemerintah maka perkembangannya bakal cukup signifikan. “Kami berharap akan ada insentif untuk hybrid dan PHEV walau tidak sama seperti mobil listrik. Karena kedua teknologi tersebut sudah kriteria yang dibutuhkan Indonesia,” katanya.

Lima dasar pemikiran GAIKINDO bahwapemerintah layak memberikan dukungan terhadap mobil HEV serta PHEV:

  1. Konsumsi bahan bakar mobil HEV dan PHEV lebih rendah ketimbang mobil konvensional (internal combustion engine, ICE). Junlah konsumsi bahan bakarnya memang bervariasi. Tergantung dari cara mengemudi serta lokasi tetapi perbedaannya akan menguntungkan.
  2. Polusi udara mobil HEV dan PHEV juga rendah karena tak bergantung pada mesin bakar saja pada saat bergerak. Di saat tertentu kendaraan akan melaju dalam mode EV sehingga tak terjadi pembakaran sehingga tak mengeluarkan emisi.
  3. Pemerintah tak perlu membangun fasilitas pengisan ulang baterai (charging station). Sehingga tak perlu investasi tambahan. Masyarakat pun tak perlu khawatir terhadap jarak tempuh kendaraan.
  4. Biaya produksi mobil HEV dan PHEV lebih rendah ketimbang mobil listrik. Sehingga harga di pasaran juga bakal lebih terjangkau serta memudahkan masyarakat.
  5. Mobil HEV serta PHEV masih membutuhkan komponen seperti yang ada pada teknologi ICE seperti radiator, knalpot dan sebagainya. Sehingga industri pendukung otomotif masih bisa bergerak normal. (*)