Bahan Bakar & Emisi Berita Economy & Industry

GAIKINDO: Mobil Hidrogen di RI Harganya masih Tinggi

KATADATA— Sejumlah lembaga saat ini membentuk ekosistem untuk kendaraan berbasis hidrogen. Lembaga tersebut misalnya PLN Indonesia Power (IP) yang telah meresmikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hidrogen (hydrogen refueling station, HRS) di Jakarta. PT Pertamina (Persero) juga tengah membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen (SPBH) di Jakarta. Namun demikian, terdapat sejumlah kendala untuk membuat kendaraan hidrogen mengaspal secara masif di Indonesia. 

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohanes Nangoi  mengatakan teknologi mobil hidrogen sangat bersih emisi. Namun teknologinya masih mahal. “Mobil hidrogen ini emisi gas buangnya adalah berupa air atau H20,” kata Yohanes, Senin 25 Maret 2024. 

Namun GAIKINDO menyambut positif langkah pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur mobil hidrogen di Indonesia. Pasalnya, pemerintah sangat memperhatikan lingkungan dengan mempersiapkan hal ini. Ia mengingatkan pasar terbesar kendaraan di Indonesia saat ini ada di kelompok dengan kemampuan  daya beli masyarakat di antara Rp 200-325 juta. Sedangkan, harga mobil hidrogen yang beredar saat ini teknologinya jauh lebih mahal dibandingkan mobil listrik. 

“Daya beli masyarakat Indonesia di mobil itu yang market segmen-nya besar itu di Rp 200 juta, Rp 350 juta itu masih berani,” katanya. 

Produsen mobil hidrogen di dunia juga masih sedikit. Teknologi mobil saat ini pusatnya berada di Cina, Jepang, Eropa, Amerika, dan Korea Selatan. Sementara Indonesia baru dalam tahap memantau akan dibawa kemana teknologi ini. Yohanes meyakini bahwa kendaraan yang bisa mmenangkan pasar adalah yang lebih bersih lingkungan, harganya kompetitif, serta  bisa lebih lama dipakai. Dengan demikian, harga mobil sangat berpengaruh pada daya saing pasar.

“Bukannya belum siap, mungkin di orang-orang tertentu siap untuk membeli, tapi cuma satu dua biji orang yang beli. Apakah secara ekonomi masuk? Kan tidak masuk. Jadi kesiapan itu macam-macam,” kata dia. 

Menurutnya, kesiapan infrastruktur, kesiapan daya beli masyarakat itu harus diimbangi. Jika tak seimbang maka ekosistemnya tak akan jalan. 

Pemerintah Siapkan Roadmap Mobil Hidrogen 

Mobil hidrogen memang belum dijual massal seperti kendaraan listrik. Namun, pemerintah sudah menyiapkan roadmap untuk penerapan teknologi tersebut. “Roadmap-nya sudah ada. Permenperin (Peraturan Menteri Perindustrian) Nomor 29 Tahun 2023, regulasinya ada,” ucap Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian. 

Terbaru, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Keduanya sepakat pembangunan ekosistem tersebut tak hanya mempersiapkan infrastruktur melainkan juga kerja sama untuk memastikan tingkat permintaan konsumsi bahan bakar hidrogen. 

Kolaborasi kedua entitas tersebut tertuang dalam Joint Development Agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen yang dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto, bersamaan dengan groundbreaking hydrogen refueling station (HRS) di SPBU Daan Mogot, Rabu 17 Januari 2024.  (*)