KONTAN— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyebut keberadaan insentif untuk mobil hybrid akan berdampak positif terhadap perkembangan kinerja industri otomotif nasional. Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto mengatakankan, saat ini pemerintah sedang membuat kajian mengenai insentif pajak yang ditujukan untuk mobil hybrid. Dari sisi harga, mobil hybrid lebih murah ketimbang mobil listrik, namun masih lebih tinggi dari mobil konvensional.
Mobil hybrid juga memiliki teknologi yang memungkinkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang jauh lebih hemat ketimbang mobil konvensional. Selain itu, mobil hybrid bisa mengisi ulang baterai sendiri sambila berjalan, tak memerlukan charging station. Ia juga tetap bisa mengisi BBM di stasiun bahan bakar umum (SPBU).
“Diharapkan insentif dapat membuat populasi mobil hybrid terus meningkat, sehingga pemakaian BBM secara nasional dapat ditekan,” kata Jongkie, Senin 13 Mei 2024..
Ia menilai, pangsa pasar mobil listrik tidak akan tergerus apabila mobil hybrid juga mendapat insentif pajak dari pemerintah. Justru, penjualan mobil listrik dan mobil hybrid semestinya dapat tumbuh secara paralel. Terlebih lagi, karakteristik dan kemampuan masyarakat dalam membeli kendaraan berbeda-beda.
“Konsumen yang mampu beli mobil listrik tentu dipersilakan. Bagi konsumen yang hanya bisa membeli mobil hybrid juga harus didukung,” kata dia.
Merujuk data GAIKINDO, penjualan mobil hybrid nasional telah mencapai 17.256 unit pada Januari-April 2024. Angka ini jauh di atas penjualan mobil listrik nasional yang berada di level 7.745 unit pada periode yang sama. (*)