KONTAN— Era suku bunga tinggi diproyeksi akan berakhir pada tahun ini. Di saat yang sama, ada peningkatakan mobilitas dan perkembangan kendaraan listrik bisa jadi katalis positif bagi sektor otomotif pada 2024. Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, sektor otomotif erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Dengan perkiraan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang diikuti Bank Indonesia (BI) pada tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi dinilai akan lebih maksimal. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong oleh konsumsi domestik yang besar,” katanya, Minggu 7 Januari 2024.
Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan, sektor otomotif juga akan terdorong oleh potensi peningkatan mobilitas masyarakat selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Selain itu, penetrasi pasar otomotif yang masih rendah membuka potensi besar bagi industri otomotif Indonesia untuk terus mengalami pertumbuhan di masa depan.
Selain suku cadang, industri vertikal lain di sektor otomotif, seperti jasa keuangan, terutama pembiayaan dan asuransi, juga diprediksi akan terdorong. Menurut Robertus, kampanye pemasaran agresif dari perusahaan-perusahaan otomotif dapat mempertahankan momentum pertumbuhan sektor otomotif secara keseluruhan. “Oleh karena itu, kami tetap mempertahankan pandangan positif kami dengan memberikan peringkat overweight untuk sektor otomotif,” katanya dalam riset 14 November 2023.
Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan juga melihat sektor otomotif bisa terdorong oleh perkembangan kendaraan listrik. Ia memaparkan, pemerintah berencana memperpanjang program insentif kendaraan listrik, terutama yang berkaitan dengan segmen sepeda motor. Insentif sebesar Rp 7 juta per unit untuk unit baru dan konversi dari konvensional ke listrik akan berlanjut setidaknya hingga akhir 2024.
Kebijakan akomodatif seperti insentif fiskal, pembebasan bea masuk, dan insentif pajak akan dilaksanakan untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Setelah memberlakukan kebijakan pajak penghasilan negara sebesar satu persen untuk pembelian kendaraan listrik di dalam negeri, pemerintah sekarang mempertimbangkan untuk membebaskan pajak untuk kendaraan listrik yang impor secara utuh (completely built up, CBU).
Pada saat yang sama, pemerintah juga mendorong agar pabrik-pabrik mobil listrik dibangun di dalam negeri. Tapi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia turut mengalami tantangan dari larangan ekspor galium dan germanium dari China. Padahal galium dan germanium adalah komponen semikonduktor yang umum digunakan dalam mobil listrik. “Kami melihat potensi kenaikan pada harga logam-logam tersebut karena kemungkinan rantai pasokan mengalami hambatan, baik itu produksi maupun perlambatan logistik,” kata Rudy.
MNC Sekuritas juga memberikan pandangan overweight untuk sektor otomotif. Sebab, adanya potensi untuk mencapai target penjualan mobil sebanyak satu juta unit dan penjualan sepeda motor sekitar 6,2 juta-6,5 juta unit pada 2024. Seluruh analis kompak menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII) untuk sektor otomotif tahun ini. Kiswoyo menuturkan, ASII menarik karena didukung proyeksi pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 500. (*)
Industri Omotif Tahun Ini Ditopang Pertumbuhan Ekonomi dan Kendaraan Listrik
KONTAN— Era suku bunga tinggi diproyeksi akan berakhir pada tahun ini. Di saat yang sama, ada peningkatakan mobilitas dan perkembangan kendaraan listrik bisa jadi katalis positif bagi sektor otomotif pada 2024. Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, sektor otomotif erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Dengan perkiraan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang diikuti Bank Indonesia (BI) pada tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi dinilai akan lebih maksimal. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong oleh konsumsi domestik yang besar,” nyakata, Minggu 7 Januari 2024.
Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan, sektor otomotif juga akan terdorong oleh potensi peningkatan mobilitas masyarakat selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Selain itu, penetrasi pasar otomotif yang masih rendah membuka potensi besar bagi industri otomotif Indonesia untuk terus mengalami pertumbuhan di masa depan.
Selain suku cadang, industri vertikal lain di sektor otomotif, seperti jasa keuangan, terutama pembiayaan dan asuransi, juga diprediksi akan terdorong. Menurut Robertus, kampanye pemasaran agresif dari perusahaan-perusahaan otomotif dapat mempertahankan momentum pertumbuhan sektor otomotif secara keseluruhan. “Oleh karena itu, kami tetap mempertahankan pandangan positif kami dengan memberikan peringkat overweight untuk sektor otomotif,” katanya dalam riset 14 November 2023.
Research Analyst MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan juga melihat sektor otomotif bisa terdorong oleh perkembangan kendaraan listrik. Ia memaparkan, pemerintah berencana memperpanjang program insentif kendaraan listrik, terutama yang berkaitan dengan segmen sepeda motor. Insentif sebesar Rp 7 juta per unit untuk unit baru dan konversi dari konvensional ke listrik akan berlanjut setidaknya hingga akhir 2024.
Kebijakan akomodatif seperti insentif fiskal, pembebasan bea masuk, dan insentif pajak akan dilaksanakan untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Setelah memberlakukan kebijakan pajak penghasilan negara sebesar satu persen untuk pembelian kendaraan listrik di dalam negeri, pemerintah sekarang mempertimbangkan untuk membebaskan pajak untuk kendaraan listrik yang impor secara utuh (completely built up, CBU).
Pada saat yang sama, pemerintah juga mendorong agar pabrik-pabrik mobil listrik dibangun di dalam negeri. Tapi perkembangan kendaraan listrik di Indonesia turut mengalami tantangan dari larangan ekspor galium dan germanium dari China. Padahal galium dan germanium adalah komponen semikonduktor yang umum digunakan dalam mobil listrik. “Kami melihat potensi kenaikan pada harga logam-logam tersebut karena kemungkinan rantai pasokan mengalami hambatan, baik itu produksi maupun perlambatan logistik,” kata Rudy.
MNC Sekuritas juga memberikan pandangan overweight untuk sektor otomotif. Sebab, adanya potensi untuk mencapai target penjualan mobil sebanyak satu juta unit dan penjualan sepeda motor sekitar 6,2 juta-6,5 juta unit pada 2024. Seluruh analis kompak menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII) untuk sektor otomotif tahun ini. Kiswoyo menuturkan, ASII menarik karena didukung proyeksi pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 500. (*)