BISNIS— Investasi China untuk sektor otomotif Indonesia sepanjang Januari-September 2023 melesat 120,7 persen. Berdasarkan data Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi dari Negeri Panda itu mencapai 3,4 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp54,3 miliar (kurs jisdor Rp 15.946) sepanjang Januari-September 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, realisasinya hanya sebesar 1,54 juta dolar AS.
Sementara itu, realisasi investasi sektor otomotif paling besar masih berasal dari Jepang dengan nilai 804,35 juta dolar AS. Disusul oleh Korea Selatan senilai 73,05 juta dolr AS dan Singapura sebesar 32,09 juta dolar AS. Ketua Umum I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie Sugiarto menyambut baik semua merek otomotif yang ingin melakukan investasi di Indonesia, termasuk China. Ini menurutnya membuat konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya pilihan untuk membeli mobil.
Salah satu merek mobil China yang akan memproduksi mobil listrik secara lokal adalah Great Wall Motors yang pabriknya akan beroperasi pada kuartal pertama 2023. Nantinya, pabrik yang digunakan merupakan fasilitas yang sama untuk produksi mobil Mercedes-Benz.
Group CEO Inchcape Plc. Duncan Tait mengatakan, Indonesia menjadi pasar pertama dalam kemitraan strategis global dengan dengan Great Wall Motor Company Limited. Namun, dia enggan membeberkan berapa nilai investasi dari Inchcape selaku salah satu pemegang saham Great Wall Motor di Indonesia. “Kalian akan melihat kami mengembangkan fasilitas Mercedes untuk melakukan hal tersebut. Itu akan menjadi fasilitas yang sama [dengan Great Wall],” katanya.
Selain Great Wall Motor, merek asal China lain, yakni Neta, juga akan memproduksi mobil listrik secara lokal dalam bentuk terurai (completely knocked down, CKD) mulai kuartal II/2024 dengan target produksi 10 ribu unit. Director of External Affairs and Product Neta Auto Indonesia Fajrul Ilhami menyebut, terdapat tiga fase dalam rencana Neta untuk memasarkan produknya di Indonesia. Tahap pertama adalah impor mobil utuh atau CBU melalui produk Neta V.
Kemudian dilanjutkan dengan fase produksi CKD untuk Neta V dan Neta U. Setelahnya akan ada fase incompletely knocked down (IKD) untuk menetapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Terkait nilai investasi di Indonesia, dia pun masih belum bisa membeberkan dana yang digelontorkan untuk melakukan produksi secara lokal karena masih dalam tahap perhitungan. “Nilai investasi masih ada perhitungan dari tim terkait karena untuk maju ke tahap selanjutnya perlu koordinasi dan juga studi khususnya untuk supplier komponen utama seperti baterai, motor, dan body,” katanya,
BKPM mencatat realisasi investasi untuk industri otomotif mencapai 2,95 miliar dolar AS atau Rp 47,14 triliun setara sepanjang Januari-September 2023, naik 80,98 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,63 miliar dolar AS. Investasi dari penanaman modal asing (PMA) untuk industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer mencapai 979,67 juta dolar AS atau setara Rp15.62 triliun dari total 1.360 proyek sepanjang Januari-September 2023.
Investasi dari PMA pun tercatat tumbuh 4,77 persen secara year-on-year (yoy) dari 935,04 juta dolar AS. Sementara itu, untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat mencapai 1,977 miliar dolar AS atau setara Rp 31.52 triliun, naik 181,37 persen dari 702,65 juta dolar AS secara yoy. Jumlah PMDN tersebut meningkat 1,85 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 730,88 juta. (*)