Berita

Investasi Rp 540 Miliar, Mitsubishi Memproduksi Mesin Xpander di Pabrik Nissan di Indonesia

JAKARTA— Kerjasama antara pabrik mobil Nissan-Renault dan Mitsubishi mulai menampakkan wujudnya di Indonesiay. Mitsubishi Motors pada Rabu 3 Oktober 2018 mengumumkan rencana peningkatan kapasitas produksi serta lokalisasi produksi mesin Mitsubishi Xpander di fasilitas Nissan Motor Indonesia (NMI) mulai 2020.

Chief Executive Mitsubishi Motors Osamu Masuko menjelaskan, pihaknya akan menggelontorkan investasi JPY 4 miliar atau sekitar Rp 540 miliar untuk mengembangkan fasilitas produksinya di Bekasi. Langkah itu untuk merespons permintaan yang besar terhadap Xpander, baik di pasar domestik maupun ekspor.

Mesin Xpander juga akan diproduksi di NMI, anak perusahaan Nissan Motor Co Ltd di Indonesia. Sinergi itu akan meningkatkan rasio penggunaan suku cadang lokal pada Xpander dari 70 persen menjadi sekitar 80 persen. Pengembangan di fasilitas NMI akan mampu memproduksi 160 ribu unit mesin per tahun.

Menurut Menteri Perindustrian RI (Menperin) Airlangga Hartarto, langkah Mitsubishi tersebut sebagai wujud semangat dan kepercayaan diri pelaku industri di dalam negeri untuk terus berekspansi. “Mereka juga akan mendirikan pabrik mesin Xpander di Indonesia sehingga dapat mengoptimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Ini bagus untuk mengurangi ketergantungan impor,” katanya.

Industri mobil di Indonesia menunjukkan pergerakan positif. Sektoro ini terus berupaya meningkatkan kinerjanya di tengah tekanan dinamika perekonomian global. Sektor strategis ini makin memperdalam struktur manufakturnya sehingga diyakini akan lebih berdaya saing global serta mampu memenuhi kebutuhan di pasar domestik dan ekspor.

“Salah satunya, kami memberikan apresiasi kepada Mitsubishi Motors atas komitmennya menambah investasi di Indonesia, dengan meningkatkan kapasitas produksinya, tenaga kerjanya, dan ekspornya,” kata Menteri Hartarto usai bertemu dengan CEO Mitsubishi Motors Corporation (MMC) Osamu Masuko.

Airlangga menegaskan, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang tengah diprioritaskan pengembangannya karena disiapkan menjadi ujung tombak dalam penerapan revolusi industri keempat. Ini sesuai dengan inisiatif peta jalan Making Indonesia 4.0.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian aktif mendorong terciptanya penambahan investasi baru maupun perluasan usaha, serta mengajak pelaku industri otomotif untuk mengadopsi teknologi terkini. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk merealisasikan target produksi mobil sebanyak 1,5 juta unit pada  2020.

Pada kuartal pertama 2018, industri alat angkutan tumbuh 6,33 persen, di atas pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,06 persen. Industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain, juga masuk dalam lima besar investasi sektor manufaktur pada kuartal pertama tahun ini dengan nilai sebesar Rp 3,35 triliun.

“Industri otomotif merupakan sektor andalan yang berkontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional,” tegas Menperin. Ini tercermin dari sumbangsihnya kepada PDB produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 10,16 persen pada 2017 serta mampu menyerap tenaga kerja langsung sekitar 350 ribu orang dan tenaga kerja tak langsung sebanyak 1,2 juta orang.

Masuko mengemukakan, Indonesia sebagai salah satu negara tujuan utama investasi dan menjadi pasar penting untuk penjualan. “Dengan mengembangkan bisnis di Indonesia, MMC berkomitmen untuk memberikan kontribusi signifikan secara berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” katanya.

Bahkan Indonesia dijadikan production hub MMC selain Jepang dan Thailand untuk melakukan ekspor ke seluruh dunia. “Saat ini, Xpander produksi Indonesia, telah diekspor ke Vietnam, Filipina, Thailand, Bolivia, dan akan dilanjutkan ke negara-negara lain,” katanya.

Untuk mencapai sasaran tersebut, pabrik Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) di Bekasi akan melakukan peningkatan kapasitas produksi Xpander. Kapasitas produksi tahunan saat ini mencapai 160 ribu unit, dan akan ditingkatkan menjadi 220 ribu unit pada 2020. “Pengembangan ini juga tentunya merupakan hasil dari komitmen investasi sebesar 4 miliar Yen (sekitar Rp 540 miliar) dan akan memberikan tambahan lapangan kerja bagi 800 orang di pabrik Bekasi untuk melengkapi total karyawan menjadi 4.100 orang,” kata Masuko.

Perakitan Xpander otomatis akan meningkat dari 115 ribu unit menjadi 160 ribu unit di tahun 2020. Ekspor juga ikut melonjak dari 30 ribu unit menjadi 50 ribu unit. Xpander telah membukukan pemesanan sebanyak 100 ribu unit di Indonesia sejak diperkenalkan bulan Agustus 2017 hingga akhir September 2018.

Mesin Xpander akan diproduksi di Nissan Motor Indonesia (NMI), anak perusahaan Nissan Motor Co., Ltd di Indonesia mulai 2020. Ini akan meningkatkan rasio penggunaan suku cadang lokal pada Xpander dari 71 persen menjadi 80 persen yang tentunya akan membawa manfaat ekonomi bagi rantai pasokan lokal. Pengembangan di fasilitas NMI akan mampu memproduksi 160 ribu unit mesin per tahun. (*)