Berita Economy & Industry

Kejar Target Ekspor Mobil CBU, Pemeritah RI Dekati Industri

JAKARTA— Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan Indonesia tengah melobi perusahaan industri otomotif untuk meningkatkan produktivitas ekspor. Pemerintah mengejar ekspor mobil utuh (completely built up, CBU) mencapai satu juta unit pada 2025.

“Kami berupaya melobi perusahaan industri otomotif agar dapat menjadikan RI basis industri mobil yang berorientasi ekspor, juga mobil rendah emisi dan ramah lingkungan. Industri otomotif termasuk industri prioritas yang akan dikembangkan,” kata Agus dalam webinar pada Jumat, 15 Oktober 2021, seperti dikutip Tempo.

Sektor industri otomotif menjadi kontributor terbesar pendorong produk domestik bruto (PDB) nasional. Pada 2020, kontribusi sektor otomotif terhadap PDB mencapai 17,89 persen atau meningkat dari 2019 sebesar 17,58 persen.

Di samping itu, kinerja ekspor-impor sektor industri 2020 tumbuh positif. Neraca perdagangan otomotif tahun lalu tercatat mengalami surplus hingga 14,17 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Peningkatan kinerja industri otomotif itu diikuti realisasi investasi yang menembus Rp 272,9 triliun.

Meski sempat tertekan karena pandemi Covid-19, industri otomotif berangsur pulih. Ini tampak dari meningkatnya purchase manager index (PMI) manufaktur yang pada September 2021 kembali ke posisi 52,2 poin. Sebelumnya, PMI manufaktur sempat berada di bawah 50 poin akibat turunnya kegiatan ekonomi.

“Dengan membaiknya perekonomian dan berkurangnya pembatasan sosial akibat menurunnya penyebaran Covid-19, pangsa pasar ekspor mobil termasuk komponennya ikut naik,” kata Agus.

Agus mencatat, dalam rentang periode Januari hingga Agustus 2021, ekspor mobil telah menyasar lebih dari 80 negara. Ekspor itu terdiri atas 185 ribu unit CBU, 70 ribu set dalam kondisi completely knocked down (CKD), dan 50 juta unit (pieces) komponen dalam kondisi terurai.

Produksi otomotif akan terus terdorong dengan meningkatnya sektor industri dalam negeri. Saat ini, terdapat 21 perusahaan mobil dengan nilai investasi Rp 71,3 triliun. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi 23,5 juta unit dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 83 ribu orang serta tenaga kerja tak langsung 1,5 juta orang. Ia meyakini tren industri otomotif dalam negeri akan terus berkembang. (*)