TEGAL— Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) bersama Dinas Perindustrian Kabupaten Tegal menginisiasi pembentukan Material Center untuk industri kecil dan menengah (IKM) sektor logam dan komponen alat angkut di Kabupaten Tegal (Jawa Tengah). Inisiatif kerja sama ini sebagai upaya strategis memenuhi kebutuhan bahan baku yang berkelanjutan dan berkualitas untuk sektor IKM tersebut.
“Sentra IKM logam sebagai bagian dari rantai pasok industri nasional perlu diperkuat. Tidak hanya dari sisi kompetensi sumberdaya manusia (SDM), teknologi mesin dan peralatan, promosi dan kemitraan, tetapi juga dari sisi kemudahan untuk mengakses bahan baku sehingga produktivitas dan daya saing IKM kita terus meningkat,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati WIbawaningsih di Jakarta, Kamis 15 Agustus 2019.
Gati menjelaskan, Material Centre di Tegal berperan dalam penyediaan bahan baku berbasis logam bagi IKM di sentra Tegal, sekaligus sebagai penyedia jasa logistik yang mengoptimalkan penjemputan bahan baku maupun pengantaran order barang jadi dari IKM kepada mitranya. “Untuk mendukung secara penuh kegiatan produksi bagi IKM sekitar, material centrejuga akan mendukung melalui jasa permesinan yang dapat dimanfaatkan oleh IKM,” katanya.
Material Centrebakal didukung dengan sistem informasi manajemen enterprise resource planning (ERP) berbasis cloudyang dapat memudahkan pencatatan operasional pusat bahan baku tersebut. “Jadi, ada sistem yang menghubungkan IKM, material centre, dan vendor atau supplier yang akan mengoptimalkan koordinasi antar stakeholders. Selain itu, sistem informasi berbasis cloud itu juga sebagai bagian dari penerapan industri 4.0 dalam rantai pasok IKM,” katanya.
Menurut Gati, partisipasi pelaku IKM dalam rantai pasok industri otomotif nasional menjadi bagian penting dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Artinya, mereka tak hanya sekadar mampu dalam memproduksi berbagai komponen maupun aksesoris mobil dan motor dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh agen pemegang merek (APM), tetapi juga telah membuktikan kemampuannya dalam berinovasi dan melakukan berbagai pengembangan produk komponen sesuai selera pasar saat ini.
“Sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan, industri otomotif terus didorong agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada perekonomian nasional, terutama dari sisi ekspor. Pada 2025, industri otomotif nasional ditargetkan dapat mengekspor satu juta unit mobil dengan porsi 20 persen di antaranya adalah mobil listrik,” katanya.
Maka itu, dalam kurun waktu enam tahun ke depan, ekosistem rantai pasok industri otomotif nasional harus terus berjalan dengan baik. Hal ini membutuhkan kolaborasi, kerja sama dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Saat ini, sentra produksi IKM logam di Indonesia sebagian besar tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan total IKM komponen otomotif sebanyak 450 unit usaha. “Kami ingin pembentukan Material Centre ini menjadi penanda semangat untuk terus mendukung sektor IKM agar mampu memegang peranan penting dalam pengembangan daya saing industri nasional sehingga mampu kompetitif sampai kancah global,” katanya.
Ke depan, diharapkan pula semakin banyak pelaku IKM yang dapat memanfaatkan layanan material center tersebut. “Material Centresebagai usaha penyedia bahan baku, juga dapat menjadi entitas bisnis yang mandiri dan terpercaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat IKM logam khususnya di Kabupaten Tegal,” katanya.
Dirjen IKMA menambahkan, pihaknya juga telah meresmikan tahap awal pembangunan workshop sebagai bagian dari Lingkungan Industri Kecil (LIK) Takaru Tegal, yang akan dilengkapi dengan delapan bangunanworkshopuntuk IKM logam. “Dengan bangunan baru ini, harapannya IKM di Tegal dapat terintegrasi dan semakin mudah berkolaborasi untuk semakin maju bersama-sama,” katanya.
Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah sangat menyambut baik adanya program pembangunan pusat bahan baku tersebut. Diharapkan nantinya Material Center ini bisa mengurangi angka pengangguran yang kini menjadi salah satu problem genting di Kabupaten Tegal. “Kita targetkan tahun ini harus selesai pembangunannya. Jadi, nanti bisa mengurangi angka pengangguran di sini,” katanya.
Menurut Umi, dengan hadirnya Material Centreini juga bisa memberikan kesempatan kepada pelaku IKM lain untuk berkembang lebih besar lagi. “Sebab, semuanya sudah difasilitasi, dari pasokan hingga pemasarannya. Dari Material Centreini, IKM-IKM di Tegal akan terhubung dengan perusahaan-perusahaan besar, utamanya yang bergerak di bidang otomotif,” katanya. (*)