JAKARTA— Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agar sektor otomotif meningkatkan daya saing dan produktivitas untuk memperluas pasar ekspor. Menperin menjelaskan produsen otomotif berkomitmen memperluas pasar ekspor kendaraan yang diproduksi di Indonesia berdasarkan hasil kunjungnnya ke Jepang beberapa pekan lalu.
“Sejumlah perusahaan yang kami temui menyampaikan akan terus mengembangkan investasi dan produksinya di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers di situs Kemenperin, pada hari Senin, 15 Maret 2021, seperti dikutip Kontan.
Mitsubishi berkomitmen menambah investasi sebesar Rp 11,2 triliun pada akhir tahun 2025. Mitsubishi juga mengizinkan Indonesia untuk menambah negara tujuan ekspor yang tadinya 30 negara menjadi ke 39 negara. Agus juga mendorong Mitsubishi untuk mengekspor mobil ke Australia seiring adanya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang sudah berjalan sejak tahun 2020 yang lalu.
Mitsubishi telah mengekspor 154 ribu unit Xpander yang diproduksi di Indonesia ke 30 negara hingga 2020. Kapasitas produksi yang tadinya sejumlah 220 ribu unit diproyeksikan akan meningkat menjadi 250 tibu unit per tahun. Mitsubishi juga berencana memproduksi beberapa model baru secara global di tahun 2023.
Honda berencana menambah investasi sebesar Rp 5,19 triliun hingga tahun 2024. Investasi ini termasuk pengembangan kendaraan model baru yang akan diproduksi hanya di Indonesia, dan diekspor ke 31 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Selain kendaraan bermotor, Honda juga memproduksi komponen kendaraan (autoparts) yang menjadi bagian rantai suplai global yang diekspor ke Malaysia, Vietnam, Thailand, Pakistan, Arab Saudi, dan juga Jepang.
Suzuki berencana menginvestasikan Rp 1,2 triliun untuk basis pengembangan produk Suzuki Ertiga dan Suzuki XL7. Dua kendaraan tersebut merupakan kendaraan mild hybrid dengan teknologi integrated starter generator (ISG) yang ramah lingkungan namun tetap terjangkau bagi masyarakat. Agus menilai model mild hybrid ditujukan untuk pasar Asia dan Amerika Latin. Agus menambahkan Suzuki juga telah berencana untuk memproduksi kendaraan listrik. Ia menyampaikan insentif dari kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi mobil listrik (electric vehicle, EV).
Toyota tetap berkomitmen untuk berinvestasi senilai Rp 28 Triliun di Indonesia. Peluang ekspor juga semakin besar dengan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Agus mengatakan Kemenperin juga mendorong Toyota untuk membuka pasar ekspor baru, misalnya di Afrika dan Timur Tengah. Toyota telah mengekspor kendaraan ke 80 negara di wilayah Asia Tenggara, Asia Timur termasuk Jepang, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Oseania hingga tahun 2020.
Pemerintah juga mendorong Mazda untuk membuka pabriknya di Indonesia dengan menyampaikan berbagai kemudahan investasi dan banyak insentif untuk investor otomotif baru di Indonesia. Dengan rasio kepemilikan kendaraan masih kecil, potensi investasi di Indonesia masih sangat besar. Agus menerangkan Mazda akan melakukan perhitungan kebutuhan investasi di Indonesia. Ia menambahkan pihaknya akan mendengar progres dari Mazda terhadap kemungkinan investasi ketika kembali ke Jepang pada bulan Mei nanti.
Kemenperin mengusulkan Mazda untuk memulai investasi di Indonesia dari sisi perakitan, dan ditingkatkan sambal mengejar local purchase yang makin lama makin tinggi. Agus mengatakan Mazda akan fokus memproduksi kendaraan listrik, sehingga berpeluang mengisi rantai pasok untuk baterai dengan menggandeng industri produsen baterai kendaraan.
Menurut data Kemenperin, total nilai investasi yang telah digelontorkan empat perusahaan otomotif besar asal Jepang mencapai Rp 97,3 triliun. Toyota telah mengucurkan investasi sebesar Rp 63 triliun Honda sebesar Rp 6,2 triliun, Suzuki sebesar Rp 21 triliun, dan Mitsubishi sebesar Rp 7,1 triliun. Keempat perusahaan otomotif ini berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor dengan memusatkan produksi di Indonesia.
Berkat kapasitas produksi yang meningkat, beberapa perusahaan otomotif akan memperluas pasar ekspornya sampai tahun 2024. Toyota dan Suzuki berencana memperluas pasar ekspornya hingga 100 negara. Honda akan menambah target ekspor hingga 31 negara. Begitu juga Mitsubishi akan memperluas ekspor hingga 39 negara. Perluasan pasar ekspor ini diperkirakan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dari empat perusahaan otomotif ini hingga 9.000 orang. (*)