Berita Economy & Industry

Kepala BKPM Thomas Lembong: Industri Otomotif Global sedang Mengadapi Tiga Revolusi

JAKARTA— Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyebut industri otomotif memang sedang mengalami guncangan yang luar biasa. Ia mengatakan, pada 2018 untuk kali pertama dalam sejarah penjualan mobil di China turun dibanding 2017. Pada 2018 penjualan mobil di China terjual 28 juta unit, turun tiga persen dibanding 2017. “Jadi secara siklus ekonomi dan industri otomotif sedang dalam tren menurun,” kata Thomas.

Ia mengatakan, industri otomotif sedang dihadapkan dengan tiga revolusi yang sedang bergulir. Pertama, berkembangnya bisnis transportasi daring yang mampu mengurangi kebutuhan mobil pribadi. Kedua, adanya tren kewajiban regulator di banyak negara soal menggalakkan kendaraan listrik, sedangkan industri masih banyak yang memakai teknologi konvensional. Ini terutama terjadi di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Eropa.

“Otomotif ditimpa investasi miliaran dolar untuk elektrifikasi yang tadi mobil motor tradisional jadi pabrik yang memproduksi mobil listrik, sebabkan pemutusan hubungam kerja (PHK) semua perusahaan otomotif utama termasuk Nissan, Ford, General Motors (GM) terjadi pada tahun lalu,” katanya.

Ketiga, industri otomotif sedang mengarah pada kendaraan otonom atau kendaraan yang bisa melaju sendiri tanpa dikemudikan manusia. Ini jadi tekanan hebat bagi industri otomotif untuk terus mengembangkan teknologi kendaraan otonom.

Penurunan kinerja sektor otomotif tahun ini turut dirasakan oleh perusahaan konglomerasi Grup Astra International. Sepanjang semester pertama 2019, laba bersih dari divisi otomotif grup menurun 18 persen menjadi Rp 3,5 triliun. Penyebab utamanya adalah penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya material pada aktivitas manufaktur.

Penjualan mobil Astra turun enam persen menjadi 253 ribu unit dengan penjualan mobil secara nasional menurun 13 persen menjadi 482 ribu unit, meski demikian pangsa pasar Astra masih tercatat naik dari 48 persen menjadi 53 persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh peluncuran delapan model baru pada periode semester pertama 2019.

Meski divisi otomotif mengalami perlambatan, kinerja Astra masih diuntungkan oleh peningkatan kinerja bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas yang baru diakuisisi. “Kinerja Grup Astra pada semester pertama 2019 dipengaruhi oleh lesunya konsumsi domestik dan tren penurunan harga-harga komoditas. Prospek hingga akhir tahun ini masih menantang karena kondisi-kondisi tersebut dapat berlanjut,” kata Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto yang dikutip Beritagar.id, akhir Juli 2019

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO), penjualan mobil Juni 2019 menurun drastis yakni 29,24 persen atau menjadi 59.539 unit dibandingkan bulan sebelumnya (84.146 unit). Analis Panin Sekuritas, Nico Laurens, mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional yang stagnan di area lima persen ditambah harga komoditas yang lebih rendah mempengaruhi permintaan mobil dari masyarakat.

Belum lagi, kualitas transportasi umum di sejumlah kota besar tanah air sudah mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini perlahan mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan transportasi umum yang relatif terjangkau dari segi biaya alih-alih membeli kendaraan pribadi. “Menjamurnya transportasi online juga mulai mengubah pola konsumsi masyarakat terhadap kendaraan pribadi,” ujar Nico kepada Beritagar.id, Rabu 31 Juli 2019. 

Perlambatan penjualan mobil juga diperburuk oleh masuknya produsen otomotif internasional secara massif dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini membuat kapasitas produksi yang ada di Indonesia kurang dimanfaatkan dengan maksimal ketika ekonomi sedang mandeg.

Ia mencatat, kapasitas produksi tahunan mobil di Indonesia telah meningkat menjadi 2,25 juta unit di tahun lalu. Jumlah ini naik lebih dari dua kali lipat dibanding 2011 lalu ketika kapasitas produksi mobil nasional hanya satu juta unit. Ia berharap pembangunan infrastruktur jalan dari barat hingga timur Indonesia bisa menjadi salah satu katalis pertumbuhan industri otomotif tahun ini dengan target capaian penjualan mobil baru sebesar 1,1 juta unit.

Menurutnya pembangunan infrastruktur jalan berperan penting mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk pula penjualan kendaraan. Sebab, dengan pembangunan yang merata diharapkan memicu geliat aktivitas ekonomi di daerah sehingga daya beli meningkat. (*)