Foto: Mercedes Benz
DW – Kota-kota sentra otomotif di Jerman memasuki fase Paceklik setelah bertahun-tahun menikmati kemakmuran dari ekspor kendaraan bermotor. Pelemahan kinerja industri otomotif berdampak langsung pada penerimaan pajak dan kestabilan anggaran pemerintah daerah.
Wolfsburg, Ingolstadt, dan Stuttgart mengalami penurunan pendapatan tajam seiring melemahnya kinerja produsen utama seperti Volkswagen, Audi, dan Mercedes-Benz. Ketiga kota tersebut selama ini bergantung besar pada pajak usaha sektor otomotif sebagai sumber pembiayaan layanan publik.
Penurunan penerimaan pajak memicu pengetatan anggaran. Pemerintah kota memangkas belanja, mengurangi kegiatan publik, serta menarik pinjaman untuk menutup defisit yang terus melebar.
Kondisi serupa terjadi di Friedrichshafen, kota dengan pendapatan tinggi yang menjadi basis pemasok komponen otomotif ZF. Pemangkasan subsidi penitipan anak direncanakan dilakukan karena menyusutnya dividen industri, sehingga meningkatkan beban keuangan keluarga.
Secara nasional, kota-kota di Jerman menghadapi stagnasi pendapatan pajak. Peneliti keuangan daerah menyebut pertumbuhan penerimaan tidak mampu mengimbangi inflasi, sementara biaya energi, upah tenaga kerja, dan belanja sosial terus meningkat.
Asosiasi Kota-Kota Jerman memperkirakan defisit anggaran pemerintah daerah mencapai 30 miliar euro pada 2025. Angka tersebut melampaui rekor defisit tahun sebelumnya dan mempersempit ruang fiskal daerah.
Tekanan paling besar dirasakan kota otomotif. Proyeksi pendapatan pajak Ingolstadt untuk 2025 diperkirakan kurang dari setengah perhitungan awal, sedangkan Stuttgart memproyeksikan penurunan hampir 40 persen dibanding 2024.
Transformasi industri menuju kendaraan listrik memperberat tantangan. Peralihan teknologi ini menekan produsen dan pemasok, sehingga kota-kota otomotif harus menyesuaikan kembali struktur anggaran tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi jangka panjang. (*)









