JAKARTA— Penjualan mobil di pasar domestic pada Mei 2020 makin turun. Berdasar data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) kondisi ini adalah berlanjutnya efek pandemi wabah Corona (Covid-19). Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi mengatakan penjualan mobil secara retail atau dari dealer ke konsumen pada Mei hanya 17 ribuan unit. Hasil tersebut merosot nyaris setengah dibanding capaian April 2020 sebanyak 24.276 unit.
Sedangkan wholesales atau penjualan dari pabrik ke dealer pada Mei 2020 hanya 3.500-an unit, sedangkan April 2020 mencapai 7.871 unit. Capaian retail dan wholesales pada Mei sangat timpang dibanding hasil Mei 2019 yakni 93.881 unit dan 84.109 unit. “Penjualan tinggal separo dari April 2020, seperti wholesale-nya,” kata Nangoi seperti dikutip CNN,Senin (15/6).
Terkait produksi yang dilakukan masing-masing agen pemegang merek (APM) di Indonesia, Nangoi tak menjelaskan rinci. Namun diyakini jumlahnya juga sangat sedikit. “Kalau bicara produksi, kecil lah. Yang saya tahu itu wholesales 7.800-an unit, retail 24 ribuan unit pada April 2020, dan Mei turun menjadi 3.500 unit untuk wholesale, sedangkan retail menjadi 17 ribuan unit,” kata dia.
Nangoi mengatakan penjualan pada Mei 2020 makin jatuh karena efek pembatasan pergerakan manusia oleh pemerintah sehingga sejumlah dealer mobil di Indonesia harus tutup. Selain itu ia juga bilang penjualan melambat karena daya beli masyarakat di Tanah Air sedang turun. “Ya PSBB di Indonesia kan sudah meluas ke seluruh Indonesia, showroom tak bisa, tutup, dan penjualan terganggu,” katanya.
Walau sedang terus terpuruk, Nangoi optimistis penjualan pada Juni bakal membaik walau diyakini tidak akan naik signifikan. Nangoi mengatakan GAIKINDO belum dapat memprediksi berapa kenaikan penjualan pada Juni 2020. “Harusnya penjualan sedikit membaik karena sudah masuk masa transisi. Tapi kita lihat saja nanti, karena jujur saja kami tak punya pengalaman soal wabah,” kata Nangoi. (*)