JAKARTA— Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Menperin) Agus Gumiwang Kasrtasasmita menjelaskan target industri otomotif tanah air pada 2030 mendatang. “Sektor industri otomotif ditargetkan pada 2030 akan menjadi pemain global dan ekspor, baik kendaraan berbahan bakar minyak (internal combustion engine, ICE) maupun mobil listrik (electric vehicle, EV),” kata Menperin seperti dikutip Tempo.
Itu ia ungkapkan ketika menghadiri acara peluncuran mobil Toyota Raize dan Daihatsu Rocky secara virtual pada Rabu, 28 April 2021. Pada kesempatan itu Agus Gumiwang menjelaskan bahwa industri otomotif adalah salah satu sektor paling penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Atas dasar itu, pemerintah terus mencari cara untuk memberdayakan industri otomotif di tanah air. Sejumlah perencaan pun sudah diusung oleh Menperin hingga sembilan tahun mendatang. Agus Gumiwang menjelaskan bahwa Indonesia nantinya bakal ditargetkan sebagai produsen yang rajin mengekspor mobil ke beberapa negara. “Ini akan memperkuat posisi Indonesia di tengah persaingan global, serta menjadi jembatan bagi sektor industri kecil dan menengah, untuk bisa masuk rantai suplai industri otomotif global,” katanya.
Indonesia selama ini mengekspor beberapa merek mobil ke lebih dari 80 negara di dunia. “Pada 2020, ekspor kendaraan compeletly built up (CBU) sebanyak 232,17 ribu unit atau senilai Rp 41,86 triliun dan ekspor compeletely knocked down(CKD) sebanyak 53,03 ribu unit atau seharga Rp 1,23 triliun,” katanya.
Toyota Raize dan Daihatsu Rocky Buatan Indonesia
Raize dan Rocky diproduksi di Astra Daihatsu Motor (ADM). Unitnya sudah tersedia di jaringan penjualan pada saat yang sama setelah diluncurkan hari ini, Jumat 30 April 2021. Selain memasok kebutuhan dalam negeri, pabrik Daihatsu juga bakal mengalokasikan produksi keduanya untuk pasar ekspor, kata Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara bertajuk Pengenalan Kolaborasi Toyota, Daihatsu, dan Astra Sinergi untuk Negeri.
“Target produksi sampai Desember 2021 sebesar 34.300 unit, di mana 8.800 unit di antaranya didedikasikan untuk pasar ekspor,” katanya melalui siaran virtual lewat Youtube Toyota Indonesia, Rabu 28 April 2021 seperti dikutip Kumparan.
Kehadiran dua mobil baru itu juga menambah pemasok lokal, yang termasuk industri kecil dan menengah dalam rantai produksi Toyota dan Daihatsu di dalam negeri. “Daihatsu Rocky dan Toyota Raize tentunya akan memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi, sehingga memperbesar peluang ekspor dengan negara Free Trade Agreement (FTA),” katanya.
Ini berarti Raize dan Rocky made in Indonesia akan dipasok ke negara-negara di ASEAN, termasuk beberapa negara tujuan ekspor di luar kawasan Asia Tenggara yang juga menganut perjanjian perdagangan bebas. CEO Toyota Motor Corporation Asia Region, Yoichi Miyazaki menambahkan, SUV kompak tersebut akan diekspor ke 50 negara. “Sejalan dengan semangat dari perayaan ulang tahun Toyota ke-50 di Indonesia,” katanya.
Toyota Raize dan Daihatsu Rocky merupakan kelanjutan hasil kolaborasi dua pabrikan asal Jepang. Dua mobil itu merupakan model kembar kelima yang dipasarkan di Indonesia maupun luar negeri. Sebelumnya sudah ada Toyota Avanza dengan Daihatsu Xenia. Dilanjut Toyota Rush dan Daihatsu Terios, kemudian Toyota Agya dan Daihatsu Ayla.
Mereka kembali merilis duo kembar Toyota Calya dan Daihatsu Sigra. Serta paling terakhir, Toyota Raize dan Daihatsu Rocky. “Kami berharap produk ini memberikan pilihan sebagai solusi mobilitas berkualitas, yang merupakan semangat bersama Astra, Toyota, dan Daihatsu,” kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam kesempatan yang sama. (*)