Berita Economy & Industry

Menperin: Kapasitas Produksi Mobil Listrik RI Saat ini 14 Ribu Unit

JAKARTA— Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah akan terus mendorong produksi kendaraan listrik. Dorongan ini sebagai salah satu upaya untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Hingga saat ini terdapat empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 35 perusahaan roda dua dan roda tiga listrik di Tanah Air. Adapun total investasi yang masuk sebesar Rp 1,872 triliun. “Dan kapasitas produksinya mencapai 2.480 unit bus, 14.000 unit mobil listrik, serta 1,04 juta unit untuk kendaraan roda dua atau roda tiga listrik,” kata Agus dalam acara Tempo Energy Day 2022 yang digelar secara virtual, Jumat, 21 Oktober 2022.

Pada 2025 nanti, Kementerian Perindustrian meneragetkan jumlah kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia 400 ribu unit. Jumlah itu merupakan 25 persen dari total produksi kendaraan bermotor roda empat yang akan mencapai 1,6 juta unit.

Pada 2035, target produksi makin ditambah menjadi 1 juta KBLBB roda empat atau lebih dan 3,22 juta KBLBB roda dua. Tapi dia memastikan untuk kendaraan dengan pembakaran internal atau internal combustion engine (ICE) masih akan tetap berproduksi di Indonesia.

“Perkembangannya sangat progresif. Banyak pelaku indsutri otomotif dan investor baru datang ke kami menunjukkan keseriusan untuk berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, termasuk industri produsen baterai EV (Electric Vehicle),” kata Agus.

Target peningkatan produksi kendaraan listrik hingga 2035 itu berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian dapat menghemat penggunaan bahan bakar fosil dan menurunkan emisi karbon hingga 12,5 juta barel atau 4,6 juta ton CO2 untuk roda empat atau lebih dan 4 juta barel atau 1,4 juta ton CO2 untuk kendaraan roda dua.

Agus mengakui, ada beberapa tantangan untuk mempercepat pembangunan ekosisten dan popularisasi penggunaan kendaraan lsitrik nasional di antaranya ketersediaan jaringan charging station, swap station, hingga harga kendaraan listrik yang masih lebih mahal dari kendaraan ICE. “Juga kapasitas baterai yang mempengaruhi jarak tempuh, serta kompetnesi sumber daya manusia industri itu sendiri. Karena itu pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus memacu inovasi dan pengembangan sumberdaya manusia,” katnya. (*)