Berita Teknologi

Menperin Persilakan Industri Otomotif Pilih Teknologi Kembangkan Otomotif

SURABAYA— Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mempersilakan industri otomotif di Tanah Air untuk menggunakan teknologi apa pun dalam pengembangan mobil ramah lingkungan. Pilihanya  bisa elektrik, hybrid, atau basis lainnya.

“Seperti yang kita lihat, ada adik-adik dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya) yang sudah mengembangkan mobil berbasis hidrogen. Kita harus percaya teknologi ini berkembang, supaya tak statis,” ujarnya di pameran mobil GAIKINDO Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) Surabaya 2021, Kamis 9 Desember 2021, seperti dikutip INVESTOR

Agus mengatakan, teknologi itu akan menyesuaikan kebutuhan pasar. Dia meyakinkan, kebutuhan pasar saat ini adalah pengurangan emisi gas buang. “Nah, kalau pertanyaannya soal electric vehicle, itu bagian dari upaya kami untuk mengurangi emisi. Tapi menjadi prioritas karena sumber nikel kita banyak. sehingga produksi secara end to end untuk menghasilkan mobil itu bisa kita lakukan secara mandiri di dalam negeri,” katanya.

Menperin menyebutkan, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINFO), mobil listrik saat ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dalam hal mengurangi emisi gas buang, mobil listrik memang menjadi andalan. Tetapi, mobil listrik yang ada belum bisa memenuhi permintaan pasar. Salah satu keluhan yang sering muncul adalah daya tahan baterai yang singkat dan kemampuan pengisian baterai yang terlalu lama. Juga harganya yang relatif mahal.

Pengembangan mobil listrik agar lebih mampu memenuhi pasar itu, kata dia, sudah seyogyanya bisa dilakukan secara mandiri di dalam negeri oleh anak-anak bangsa. “Kita punya sumber tambang nikel yang banyak sekali, sehingga basis untuk membuat baterainya kuat sekali. Jadi sayang, dan bodoh bagi Indonesia kalau kita tak mengembangkan mobil listrik,” kata  Agus.

Ekosistem sudah disiapkan pemerintah. Bahkan, masing-masing kementerian mempunyai tanggung jawab. Kemenperin bertanggung jawab tanggung di sektor produksinya. Ada kementerian lain yang mempersiapkan infrastukturnya. Salah satu infrastuktur yang sedang dipersiapkan oleh kementerian lain, kata Agus, adalah charging station (stasiun pengecasan mobil listrik).

“Kemenperin menyuguhkan konsep besarnya. Konsep besar itu adalah yang disebut green mobility. Ini untuk menjawab kesepakatan dunia dan kesepakatan global dalam menekan emisi karbon,” kata Agus. (*)