Berita Economy & Industry

Menperin Usulkan lagi Soal Pemotongan Pajak Mobil Baru: Presiden Setuju, Kemenkeu masih Merinci

JAKARTA— Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan telah kembali mengusulkan relaksasi pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru. Kali ini Menyeri mengajukan usulannya kepada Presiden Joko Widodo. Sebelum itu Menter pernah mengajukan usulan serupa kepada Kementeran Keuangan (Kemenkeu), tapi kandas.

Secara spesifik, usulan pemotongan pajak untuk pembelian mobil baru tersebut bertujuan untuk kembali membuat bergairah pasar mobil yang terpuruk sekitar 50 persen sepanjang 2020 akibat lesunya ekonomi selama berjangkitnya wabah virus yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda reda. Menteri mengatakan bahwa Presiden secara prinsip menyetujui usulan tersebut. 

Namun, usulan baru melalui Presiden tersebut lagi-lagi masih harus menunggu lampu hijau dari Kementerian Keuangan. “Secara prinsip Presiden setuju. Kemenkeu masih dalam proses hitung menghitung,” kata Menteri dalam konferensi pers, Senin, 28 Desember 2020, seperti dikutip Tempo.

Menurut Agus, langkah Kemenkeu adalah wajar. Sebab, mereka adalah bendahara negara yang memiliki penilaian dan posisi sendiri mengenai kebijakan yang diusulkan tersebut. “Yang mereka kelola itu sebagai bendahara negara harus lebih komprehensif jadi belum mendapat green light dari Kemenkeu.”

Meski usulan tersebut belum pasti gol, Agus meminta para pelaku industri tak berkecil hati. Pasalnya, ia melihat pada kuartal ketiga industri otomotif sudah mulai membaik pertumbuhannya ketimbang sebelumnya. Ia berharap kondisi  semakin baik di kuartal terakhir 2020. Agus mengaku paham bahwa industri otomotif akan menjadi sektor yang lama mencapai titik normal sebelum Covid-19 melanda. “Akan kami kawal terus. Ini sektor paling penting turunan industrinya. Rantai pasoknya sangat banyak, melibatkan IKM (industri kecil, mikro, menengah) yang jumlahnya begitu banyak, jadi harus kita lindungi secara serius,” kata dia.

Sebelumnya, Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku pernah mengusulkan pemotongan pajak penjualan kendaraan bermotor untuk tipe mobil baru kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati. Pemotongan pajak berupa pengurangan pajak hingga menjadi 0 persen dimaksudkan untuk memacu penjualan mobil yang mulai pulih. Peningkatan penjualan mobil baru, menurut Menteri, tidak saja akan menggerakkan pabrikan mobil tetapi juga semua pemasok yang terlibat di dalamnya.

Penjualan Mobil 2020 Diperkirakan tak Sampai 600 Ribu Unit

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) merilis catatan penjualan total pada periode Januari hingga November 2020. Secara rinci, jumlah mobil yang terjual dalam periode tersebut sebanyak 509.788 unit. Kemungkinan besar total penjualan sepanjang 2020 tak akan mencapai 600 ribu. Target yang ditetapkan organisasi ini setelah direvisi lantaran ekonomi yang lesu dihantam pandemi.

Meski demikian, GAIKINDO tetap optimistis pemulihan pasar akan terus berjalan, sehingga peningkatan penjualan dapat tercapai pada tahun depan. Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto, mengatakan, kondisi pasar tahun depan masih akan sangat menantang. Mereka menetapkan target 2021 lebih realistis. “Kami menetapkan target penjualan tahun depan sekitar 750 ribu unit,” katanya sperti dikutip Republika.

Peningkatan target itu dila ku kan berdasar keyakinan bahwa pasar otomotif akan terus bertumbuh seiring dengan per tum buhan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun, pabrikan ha rus bersabar dengan pertumbuhan yang sedikit lebih lamban, mengingat stimulan soal relak sasi pajak belum disepakati pemerintah.

Sementara itu, proyeksi tahun depan yang lebih cemerlang pun diyakini oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). 4W Marketing Di rector SIS, Donny Saputra mengatakan, Suzuki memperkira kan total penjualan seluruh merek pada 2021 berada di angka 50 ribu unit. Forecast itu juga didasari oleh pertumbuhan pasar yang terlihat pada beberapa bulan terakhir. “Pada 2021, kami mematok target market share 13 persen. Jumlah itu ditingkatkan dibanding target kami tahun ini 12 persen,” kata Donny.

PT Toyota-Astra Motor (TAM) juga telah menyiapkan sejumlah strategi untuk terus jadi pemim pin pasar otomotif Tanah Air. Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy, mengatakan, strategi yang disiapkan adalah memperkuat sales activity. Toyota menargetkan mampu meraih market share sebesar 31 persen pada tahun depan. “Artinya, kami akan terus menawarkan produk terbaik dengan aktivitas penjualan yang mena rik, baik lewat digital marketing yang sesuai dengan kondisi selama pandemi dan program penjualan yang menarik,” kata Anton. (*)