SINGAPURA— Otoritas transportasi darat di Singapura mengumumkan menekan penjualan kendaraan bermotor kategori A, B, dan D hingga 0 persen. Sejauh ini pertumbuhan kendaraan bermotor di Singapura cukup rendah, hanya 0,25 persen.
Dikutip dari TodayOnline, Singapura akan memangkas pertumbuhan kendaraan bermotor dari tiga kategori tersebut menjadi 0 persen dari sebelumnya 0,25 persen. Penurunan tingkat pertumbuhan menjadi 0% ini sendiri akan berlangsung hingga 2020, karena pada tahun tersebut akan dievaluasi.
Langkah itu adalah lanjutan dari kebijakan sebelumnya pada 2015. Ketika itu angka pertumbuhan kendaraan bermotor masih 0,5 persen, dan ditargetkan untuk ditekan hingga 0,25%, dan akhirnya berhasil.
Seperti diberitakan AutonetMagz, sejak 1990 Singapura membuat peraturan terkait kuota kendaraan bermotor. Untuk memiliki kendaraan, orang harus melakukan registrasi untuk mendapatkan Certificate of Entitlement (COE) yang berlaku selama 10 tahun. COE diberikan pada lima golongan kendaraan, A, B, C, D, dan E. Kategori A adalah untuk mobil bermesin di bawah 1.600cc, kategori B untuk mobil di atas 1.600 cc, kategori D adalah sepeda motor.
Penurunan pertumbuhan kendaraan bermotor akan efektif pada Februari 2018. Singapura adalah negara dengan jumlah lahan yang terbatas. Jika pertumbuhan kendaraan tak dikurangi, maka pasti tidak akan ada lahan tersisa untuk kendaraan. Singapura juga sedang memperbaiki sistem transportasi umum. Singapura telah memperbaiki jaringan kereta api yang sudah berkembang sebanyak 30% selama enam tahun terakhir. Mereka akan menambah rute baru untuk bus umum di sana.
Untuk kendaraan bermotor kategori C (kendraan umum), pertumbuhan kendaraan masih akan ada di angka 0.25 persenhingga 2021. Rentang waktu ini akan bisa digunakan oleh pengelola kendaraan umum untuk meninjau armadanya, dan melakukan penambahan dan pengurangan unit sesuai dengan kebutuhan.
Pertumbuhan 0 persen bukan berarti dealer mobil berhenti berjualan mobil baru. Yang terjadi adalah dibangunnya mekanisme keseimbangan antara pendaftaran mobil baru dengan de-registrasi mobil lama. Yang pasti, akan ada pengetatan pasokan kendaraan yang membuat harga kendaraan akan meroket.
Langkah ini dilakukan karena pemerintah Singapura mengarahkan penduduknya menggunakan kendaraan umum dan mengurangi kendaraan pribadi. (*)