Berita Berita APM Economy & Industry

Nissan Ingin Livina Produksi Indonesia Diekspor ke Jepang

JAKARTA— Nissan Motor Indonesia memproyeksikan model Livina yang diproduksi di Indonesia dapat diekspor ke sejumlah negara Asia. Menurut Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi pihaknya tetap akan melakukan produksi Livina bersama aliansinya, Mitsubishi, di pabrik yang terletak di Cikarang (Jawa Barat).

“Memang sayang sekali Nissan harus setop memproduksi di pabrik kami (yang telah tutup) di Indonesia. Namun, bersama aliansi, kami akan terus memproduksi Nissan Livina,” kata Sekiguchi, Kamis 3 September 2020 seperti dikutip Republika.

“Kami telah berdiskusi dengan partner kami, Mitsubishi, membicarakan tentang potensi untuk melakukan ekspor Livina ke sejumlah negara Asia lainnya,” katanya lagi.

Sekiguchi memaparkan jika Nissan bisa melakukan ekspor mobil produksi Indonesia, secara langsung akan menjadi kontribusi kepada industri otomotif lokal Indonesia. Rencana ini pun telah dibicarakan dan disambut baik oleh Pemerintah Indonesia.

Bicara tentang potensi dan keadaan pasar otomotif Indonesia saat ini, Sekiguchi mengatakan sudah mulai membaik secara bertahap. Namun kenaikannya tak bisa disamaratakan dengan pertumbuhan di China dan Thailand yang sudah signifikan. Menurut dia, fokus utama Indonesia saat ini adalah bagaimana bisa “mengalahkan” pandemi lebih dulu.

“Secara keseluruhan, pasar otomotif Indonesia secara bertahap pulih, walaupun tidak secepat China dan Thailand. Namun, Indonesia masih memiliki ruang untuk tumbuh, dari segi pengguna dan konsumen mobil,” kata dia.

Mengenai rencana dan strategi Nissan, Sekiguchi membagi rencana tersebut, di jangka waktu pendek dan panjang. Dalam jangka waktu pendek, Nissan tidak akan berfokus pada jumlah volume, namun lebih ke jenis mobil listrik (electric vehivle, EV), sport utility vehicle (SUV), serbaguna (multipurpose vehicle MPV), dan komunikasi teknologi kepada masyarakat.

Menurutnya, ketika pengetahuan tentang produk telah terbentuk, maka akan menghadirkan minat dan permintaan. Dan ini nantinya akan mempengaruhi jumlah volume yang akan diproduksi. untuk jangka waktu panjang, Sekiguchi mengatakan tak akan menutup pabriknya di Indonesia, walaupun saat ini tak ada produksi di pabriknya itu.

“Kami masih akan menjaga pabrik kami di Indonesia, walaupun kami setop produksi. Manajemen kami mengatakan, pasar dan ekonomi di Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh di dalam enam sampai delapan tahun ke depan, dan memiliki potensi yang besar,” kata Sekiguchi.

“Ketika itu terjadi, maka kami akan mempertimbangkan model apa yang bisa kami produksi di Indonesia lagi dan melakukan ekspor. Kami akan berada di Indonesia, dan kami percaya Indonesia adalah salah satu kunci pasar kami,” kata nya. (*)