Berita Economy & Industry

Pasar Turun, Produsen Otomotif Harus Cari Peluang di Segmen Baru

JAKARTA— Produsen otomotif disarankan mencari peluang di segmen baru, sebagai dampak dari kemunculan para pemain baru dalam beberapa tahun terakhir tak mampu memacu pasar mobil di Tanah Air. Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Perindustrian Johnny Darmawan Danusasmita mengatakan sejauh ini dia belum melihat lagi adanya produk baru yang benar-benar mampu mengekspansi pasar mobil dalam negeri. Pemain baru juga dinilai gagal meningkatkan kemampuan pasar Indonesia.

“Kalau saya lihat belum ada ya [produk yang berhasil menciptakan segmen baru], kalau dulu kan Toyota bikin gimik kan untuk Avanza. Saya anehnya pemain makin banyak tapi tidak bertambah pemainnya, harusnya kan bertambah begitu,” katanya seperti dikutip Bisnis belum lama ini.

Selain persoalan produk, menurutnya lambatnya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia turut berkontribusi terhadap mandeknya pasar Indonesia. Mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor ini mengatakan jika PDB per kapita dapat tembus kisaran 5.000 dolar Amerika Serikat (AS)pasar dapat tumbuh kembali.

“Dulu saya bilang begitu PDB per kapita di atas 3.000 dolar AS, pasar akan bergerak, PDB perkapita naik-naik mendekati 4.000 dolar AS, sekarang kan turun lagi ke kisaran 3.800 sampai 3.900 dolar AS, itu ada pengaruh, begitu itu menyentuh angka 5.000 dolar AS saya yakin pasar akan berubah,” katanya.

Sejak menyentuh rekor penjualan tertinggi pada kisaran 1,2 juta unit pada 2013 sampai dengan 2014, industri otomotif dalam negeri belum pernah kembali mencatatkan angka yang sama. Penjualan paling tinggi setelah itu terjadi pada 2018, tetapi hanya 1,15 juta unit.

Masuknya pemain baru dari China serta berbagai produk baru yang dirilis di Indonesia sepanjang dekade terakhir ternyata belum bisa mengkatrol total pasar mobil dalam negeri. Kehadiran pemain baru, cenderung memangsa pasar dari konsumen segmen lain.

Sebagai contoh, kehadiran Mitsubishi Xpander pada pertengahan 2017 yang begitu laris di pasar ternyata tidak terlalu signifikan dalam menambah pasar. Penjualannya pada 2017 mencapai 13.070 unit, kemudian meningkat menjadi 75.075 unit pada 2018. Namun penjualan total pasar otomotif pada 2017 dan 2018 hanya mencapai 1,07 juta unit dan 1,15 juta unit.

Pada saat yang sama, penjualan Toyota Avanza yang pada 2015 hingga 2016 selalu melampaui 120 ribu unit, harus terjun ke kisaran 116 ribu unit pada 2017. Setahun berselang, kala Xpander mencatatkan rekor penjualannya, penjualan Avanza kembali turun ke 82.167 unit.

Persaingan dua pabrikan Jepang di segmen mobil multiguna kecil atau low multipurpose vehicle (LMPV) ini menjadi salah satu gambaran tentang pasar otomotif Indonesia. Model baru yang diluncurkan cenderung memangsa pasar yang sudah ada sebelumnya. Strategi harga juga turut memanaskan persaingan. (Foto: Inews)