Berita

Pemerintah Beri Insentif bagi Pabrik Mobil di Indonesia

JAKARTA— Kementerian Perindustrian melihat skema insentif bagi industri otomotif cukup membuahkan hasil. Ini sesuai dengan sikap pemerinta membuka pintu bagi berbagai merek mobil agar membangun pabrik di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan peemrintah menyediakan sejumlah kemudahan. “Umpamanya, melalui insentif yang kami buat, BMW menambah lagi produksi di Indonesia. Mereka merakit mobil khususnya luxury car di Indonesia. Pemerintah sudah memberi jalan cukup banyak,” katanya.

Ada tiga skema bagi principal membangun pabrik di Indonesia. Pertama, completely knocked down (CKD). Semua komponen dalam betuk terurai di negara asal dirakit kembali di Indonesia, hingga menjadi mobil baru.

Pilihan kedua adalah incomplete knocked down (IKD). Ini mirip dengan CKD, namun ada komponen yang diproduksi secara lokal.

Ketiga adalah part by part. Di sini sebagian besar komponen sudah di produksi lokal.

Pemerintah tak memaksakan merek-merek mobil memakai jalur yang mana. Yangpasti masing-masing pilihan ada insentifnya. “Makin tinggi mereka menggunakan komponen produksi dalam negeri, biaya masuk semakin rendah,” kata Putu.

Misalnya untuk mobil ramah lingkungan dan hemat baahn bakar (LCGC), sudah termasuk part by part. Komponen yang diimpor ke Indonesia hanya kena tarif biaya masuk nol sampai lima persen.

Untuk skema IKD kena tarif masuk tiga hingga tujuh persen. Sedangkan CKD kena tarif 10 persen. “Insentif sebesar itu, sudah cukuplah untuk merek-merek yang memanfaatkan sebagai keuntungan,” kata Putu. (*)