KOMPAS— Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi penjualan mobil listrik global bakal meningkat hingga 21 persen pada tahun 2024 ini. Jumlahnya dari 14 juta unit menjadi sekitar 17 juta unit.
Hal tersebut sejalan dengan perkembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle, EV) yang sedang berkembang pesat di sejumlah wilayah, khususnya roda empat. “Data penjualan global tetap kuat,” kata IEA dalam laporan terbarunya, dilansir dari Reuters, Selasa 23 April 2024.
Kontributor terbanyak pada pasar mobil ramah lingkungan ini masih akan tetap berasal dari China. Membuatnya kembali menyabet predikat pasar mobil listrik terbesar di dunia.
Melesatnya penjualan mobil listrik akan mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil. Meski demikian, industri EV masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk harga bahan baku yang fluktuatif dan margin yang ketat.
“Margin yang ketat, harga logam baterai yang fluktuatif, inflasi yang tinggi, dan penghapusan insentif pembelian di beberapa negara memicu kekhawatiran mengenai laju pertumbuhan industri ini,” kata IEA.
Saat ini penjualan mobil listrik secara global pada kuartal pertama 2024 naik 25 persen dibanding periode yang sama tahun 2023 lalu. Angkanya setara dengan total penjualan sepanjang 2020.
Harga mobil berbahan bakar fosil tetap lebih terjangkau dibandingkan mobil listrik di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Hal sebaliknya tercatat di China. “Mobil listrik umumnya menjadi lebih murah karena harga baterai turun, persaingan semakin ketat, dan produsen mobil mencapai skala ekonomi”, kata IEA lagi. (*)