JAKARTA— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) merilis daftar penjualan whole sales mobil di pasar Indonesia, terhitung dari Januari hingga Agustus 2022. Berdasarkan data GAIKINDO, penjualan mobil hingga Agustus tabil. Terdapat penurunan signifikan pada Mei 2022. Misalnya saja untuk segmen pasar 4×2 yang stabil di angka sekitar 40 ribu dari bulan ke bulan, turun di angka sekitar 25.000 pada Mei.
Mobil segmen SUV dan mobil keluarga (low multipurpose vehicle, LMPV) masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan hal tersebut paling banyak dipengaruhi oleh kemampuan beli masyarakat yang rata-rata berada di kendaraan dengan harga di bawah Rp 300 juta. “Selama ini, daya beli masyarakat kita adanya di kendaraan bermotor dengan harga Rp300 juta ke bawah, dan juga mobil-mobil yang 5 pintu dan 7 seater (juga digemari). Jadi, para produsen memasarkan mobil-mobil tersebut,” kata Jongkie dikutip dari Antara, Jumat 16 September 2022.
Di tipe 4×2, mobil-mobil seperti Daihatsu All New Xenia, All New Terios, hingga Honda BRV Prestige menjadi beberapa kendaraan yang memiliki penjualan kumulatif cukup tinggi, di kisaran angka 6.800 hingga 8.001 unit terjual. Selain itu, beberapa varian yang lebih tinggi, di antaranya seperti All New Toyota Avanza juga mencatatkan angka penjualan cukup tinggi yaitu 10.832 unit untuk varian 1.3 E 2021 dan 14.615 untuk varian 1.5 G 2021.
Ada pula Mitsubishi Xpander Ultimate (4×2) CVT yang terjual secara kumulatif sebanyak 14.613 unit. Untuk mesin dengan CC lebih tinggi, di antaranya Mitsubishi Pajero Sport 2.4 L DAKAR (4×2) BAT meraih angka penjualan yang cukup tinggi yakni 11.549. Ada juga mobil Toyota lainnya yaitu All New Kijang Innova Venturer A/T 2020 terjual sebanyak 6.114 unit. Lebih lanjut, tipe mobil 4×2 untuk semua varian CC jika ditotal secara kumulatif dari awal 2022 hingga Agustus 2022 adalah 374.544 unit telah terjual. Sementara di tipe 4×4 adalah 4.919 unit, disusul dengan tipe sedan yang mencapai angka penjualan total 4.774 unit, dan kendaraan tipe bus sebanyak 1.474 unit terjual secara kumulatif.
Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu mengatakan penurunan penjualan mobil pada Mei 2022 dipengaruhi oleh libur lebaran hingga sekitar 2 minggu pada awal Mei 2022. Hal tersebut membuat jumlah hari kerja menjadi lebih sedikit. Dampaknya, produksi kendaraan juga turun akibat libur panjang. “Hal lainnya, orang cenderung melakukan transaksi pembelian pada hari kerja. Lebaran pertama yang lebih bebas dari PPKM pascapandemi Covid-19 baru terjadi tahun 2022 ini, sehingga orang lebih berfokus kepada upaya untuk mudik setelah 2 tahun berpuasa mudik,” kata Yannes.
Selain itu, krisis chip semikonduktor dunia juga sempat membuat produksi mobil turun. Hal itu menyebabkan industri otomotif juga harus mulai menata ulang lini produksinya, dengan lebih berfokus pada produksi kendaraan yang paling laku saja di pasaran. “Akibat kelambatan produksi yang terjadi juga membuat waktu tunggu inden semakin panjang dan ini membuat orang cenderung membatalkan pembelian mobil pilihannya,” katanya. (*)