Bahan Bakar & Emisi Berita

Pertamina Mulai Mengurangi Pom Bensin Premium

JAKARTA— Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan pom bensin yang menjual bahan bakar minyak jenis premium mulai dikurangi secara perlahan. Langkah ini untuk mengarahkan konsumsi ke bahan bakar yang lebih bersih. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pengurangan outlettersebut termasuk dalam peta jalan program Langit Biru oleh PT Pertamina (Persero). 

Indonesia masih menjadi salah satu dari empat negara di dunia yang masih menggunakan BBM jenis premium. Outlet penjualan premium mulai dikurangi pelan-pelan. Itu terutama kemarin pada saat pandemi di mana harga minyak mentah dunia jatuh itu bisa dilakukan subtitusi dengan Pertalite. “Tujuannya untuk memperbaiki kualitas BBM dan mengurangi emisi gas rumah kaca,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, beberapa pekan yang lalu, seperti dikutip Bisnis. com.

Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga di Kawawan ASEAN (Asia Tenggara). Sebagai contoh, Indonesia pada saat ini masih menggunakan BBM dengan jenis Standar Emisi Euro 2. Dibanding Vietnam, teknologi BBM Indonesia jauh di bawah. Vietnam pada saat ini telah menggunakan BBM dengan jenis Standar Emisi Euro 4, bahkan tengah bersiap untuk masuk ke Euro 5. 

“Kita masih Euro 2. Namun demikian dalam jangka panjang dengan perhatikan teknologi ini, kita harap ada shifting konsumsi ke pertamax. Kami mohon dukungannya ya untuk repsosn ini dengan baik,” kata Arifin. 

Berdasarkan data ada  Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), pada Juli 2021 realisasi penyaluran jenis BBM khusus penugasan atau premium bersubsidi baru mencapai 2,71 juta kilo liter. Itu 27,18 persen per Juli 2021 dari kuota sepanjang tahun ini 10 juta kilo liter. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengklaim rendahnya penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi jenis Premium disebabkan oleh bergesernya pola konsumsi masyarakat ke produk yang lebih baik. 

Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa rendahnya serapan Premium sepanjang semester pertama 2020 disebabkan oleh meningkatnya kesadaran konsumen untuk menggunakan bahan bakar minyak (BBM) Pertaseries dengan research octane number (RON) sesuai dengan peruntukan kendaraan. (*)