Berita

Perusahaan Semikonduktor Jerman Berharap Industri Otomotif Berbasis Teknologi RI Lebih Berkembang

BATAM— Produsen semikonduktor asal Jerman Infineon Technologies menunjukkan minat untuk kembangkan bisnis di bidang industri otomotif berbasis teknologi canggih di Indonesia. Infineon saat ini memiliki sebuah pabrik di Batam fokus pada perakitan dan pengujian semikonduktor untuk aplikasi otomotif. Tapi produknya lebih banyak diekspor untuk distribusi global daripada dipakai di Indonesia.

“Permintaan domestik untuk semikonduktor di Indonesia belum begitu tinggi sebagaimana yang kami inginkan,” ujar Kepala Bagian Keuangan Infineon Technologies Asia Pasifik, Hans-Martin Stech, seperti dikutip Deutsche Welle pada Jumat 12 April 2019. “Belum banyak produksi elektronik untuk bidang otomotif yang terjadi,” ujar Stech.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar pendapatan perusahaannya secara global berasal dari segmen otomotif. Dengan demikian ia beranggapan industri otomotif bisa lebih berkembang di negeri ini, terlebih dengan adanya perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) yang masih dalam tahap negosiasi. Berdasar laporan tahunan 2018, pendapatan global Infineon dari segmen otomotif mencapai 3,8 miliar euro atau sebesar 43 persen dari keseluruhan pendapatan perusahaan tersebut di tahun fiskal 2018.

Infineon adalah pemain besar di bidang sensor radar dan mikrokontroler yang digunakan dalam sistem bantuan pengemudi. Misalnya, untuk mengendalikan sistem kemudi dan pengereman serta menyediakan keselamatan fungsional dan keamanan data pada pusat platform komputasi. Hingga 2018 Infineon menguasai 10,8 persen pangsa pasar elektronik otomotif di seluruh dunia dengan konsumen utama diantaranya yaitu Continental, Bosch, Denso, Hyundai, dan Mitsubishi Electronic.

 

Pentingnya kejelasan peraturan hak kekayaan intelektual

Permintaan semikonduktor di seluruh dunia memang diperkirakan akan tumbuh pesat seiring meningkatnya aplikasi elektronik pada mobil, bidang industri dan pada telepon serta rumah pintar. Semikonduktor adalah tulang punggung komunikasi modern dan teknologi terkait data karena dapat mengurangi daya yang dikonsumsi oleh perangkat listrik dan memungkinkan sistem yang membuat transportasi lebih bersih, pintar dan aman.

Meski secara umum menilai bahwa kondisi untuk berbisnis dan berinvestasi di Indonesia mengalami kemajuan pesat, Stech mengatakan bahwa di sektor elektronik, tantangan utama dalam berusaha di Indonesia adalah kesimpangsiuran dalam pengakuan kepemilikan hak kekayaan intelektual dan penegakkan hukumnya. “Bagi perusahaan asing, ini tak terlalu jelas,” kata dia.

Ia berharap agar Pemerintah RI memperbaiki peraturan di sektor ini karena ketidakjelasan soal hak kekayaan intelektual dapat menghalangi perusahaan untuk beraktivitas secara kreatif dan bernilai lebih tinggi seperti desain dan pengembangan komponen elektronik.

Infineon memiliki 17 pabrik yang berada di 10 negara di seluruh dunia, satu diantaranya beroperasi di Batam. Hingga September 2018, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 40 ribu karyawan di seluruh dunia. Jumlah karyawan ini meningkat lebih dari 2.500 orang dibanding tahun sebelumnya. (*)