Berita Economy & Industry

Punya Proving Ground, Industri Ban makin Kompetitif

provingground

Ilustrasi proving ground di Detroit, US. Photo: autonews.com

JAKARTA– Industri ban nasional makin memperkuat daya saing dengan mengembangkan pusat penelitan dan pengembangan (research and development, R&D). Langkah ini seiring ekspansi produksi dan perluasan pasar domestik dan ekspor. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, fasilitas uji produk ban merupakan terobosan yang dapat membantu penelitian dalam membuat jenis ban-ban baru. “Proving ground juga untuk meningkatkan kepercayaan konsumen di Indonesia maupun di luar negeri. Apalagi 70 persen produksi ban kita diekspor,” katanya saat menerima Presiden Direktur PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), Christopher Chan di Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.

Pembangunan R&D diharapkan menjadi salah satu prioritas bagi produsen ban. Menperin menegaskan, pemerintah sangat mendukung upaya pengembangan ini sebagai pertanda bahwa industri ban nasional memiliki kemampuan untuk menembus pasar global.

Gajah Tunggal adalah produsen ban terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mengoperasikan proving ground di Karawang pada Mei 2016. Fasilitas ini merupakan pembangunan fase pertama yang akan digunakan untuk menguji ban mobil dan ban sepeda motor yang mereka produksi. “Investasi kami mencapai USD 100 juta dan itu hanya untuk proving ground saja,” kata Christopher Chan.

Dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sekitar Rp 13.400, investasi tersebut setara Rp 1,34 triliun. Proyek ini dimulai 5 Maret 2012 dan di atas lahan seluas total 100 hektare– 65 hektare untuk proving ground dan sisanya untuk ekspansi. Pada fase kedua, Gajah Tunggal berencana membangun mulai 2017 dan ditargetkan selesai pada akhir 2018 atau awal tahun berikutnya. Pembangunan memakan waktu lama karena proyek ini sarat teknologi yang membutuhkan presisi tinggi dan kesesuaian dengan standar internasional.
Beroperasi sejak 1951, Gajah Tunggal mengoperasikan pabrik berkapasitas 23,2 juta ban ban mobil, truk dan bus, serta ban 33,25 juta ban sepeda motor. Jumlah tenaga kerja mencapai 13.944 karyawan. Menurut Chan, orientasi pemasaran perseroan adalah ekspor dengan pasar utama adalah Amerika Serikat. Pada 2014, nilai ekspor Gajah Tunggal menembus USD 617,19 juta.

Keberadaan 14 produsen ban nasional tmampu memproduksi berbagai tipe dan ukuran ban mobil penumpang, truk, bus dan kendaraan berat dengan kapasitas produksi 77 juta ban mobil, truk dan bus, serta 64 juta ban sepeda motor. Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan sektor industri ban merupakan salah satu andalan industri manufaktur yang mampu menyerap bahan baku dalam negeri. Secara keseluruhan, industri ban menyerap sebanyak 258 ribu ton karet alam, atau 44 persen konsumsi karet alam nasional.

Hasil produksi tersebut dapat memenuhi kebutuhan domestik, dan khusus ban mobil penumpang. Produsen ban nasional juga telah lama dipercaya sebagai original equipment manufaturer (OEM) yang memasok ban ke pabrikan otomotif multinasional seperti Toyota, Honda, Suzuki, Mitsubishi dan lain-lain. “Selain untuk lokal, sebagian besar untuk ekspor dengan negara tujuan antar lain Amerika Serikat, Jepang, Asia, Australia dan Eropa dengan nilai ekspor mendekati USD 2 miliar per tahun,” katanya. (*)