Berita Economy & Industry

Tiga Resep GAIKINDO ke Pemerintah untuk Selamatkan Industri Otomotif

JAKARTA— Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi mengajukan permohonan berupa tiga stimulus kepada pemerintah Indonesia. GAIKINDO melakukan itu melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Tiga stimulus tersebut perlu untuk menyelamatkan industri otomotif selama dan setelah pandemi. 

“Kepada pemerintah kami juga meminta saat ini industri otomotif masih menderita, kami mengharapkan setelah wabah berakhir, industri ini harus tetap diperhatikan,” kata Nangoi 

dalam diskusi virtual yang diselenggarakan MarkPlus di Jakarta, Jumat 15 Mei 2015, seperti dikutip portal berita Kumparan.

Tiga permintaan stimulus yang diajukan oleh GAIKINDO antara lain berupa keringanan (relaksasi) pajak, kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), dan relaksasi demurrage dan penghapusan Lartas

Untuk keringanan (relaksasi) pajak, pada saat ini GAIKINDO sudah bekerja sama dengan gubernur seluruh Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). GAIKINDO ingin agar ada diskon 30 hingga 50 persen terhadap pajak kendaraan bermotor yang senilai 10 hingga 12,5 persen. 

Soal kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), Nangoi mengatakan bahwa pada saat ini para pabrikan otomotif di Tanah Air kesulitan proses impor di tengah situasi pandemi. “Proses impor sedikit terganggu karena adanya pandemi di negara-negara eksportir. Sehingga proses surat menyuratnya menjadi lama, dan kita minta itu bisa diperpanjang,” kata Nangoi. 

Untuk relaksasi demurrage dan penghapusan larangan dan pembatasan (Lartas). GAIKINDO juga meminta adanya relaksasi demurrage atau batas waktu penggunaan peti kemas di dalam pelabuhan sampai dengan satu bulan.  GAIKINDO berharap agar pemerintah menghapus daftar Lartas terhadap beberapa barang impor. Itu bertujuan untuk memudahkan importasi bahan baku komponen untuk industri otomotif. 

Lewat ketiga kebijakan itu, GAIKINDO berharap dapat meningkatkan daya saing ekspor otomotif, di tengah lesunya penjualan mobil domestik. (*)