Berita Economy & Industry

Toyota Indonesia Optimistis Pasar Mobil Meningkat pada Juni – September 2020

JAKARTA— PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memperkirakan demand atau permintaan mobil baik domestik maupun ekspor akan meningkat pada Juni hingga September 2020. Peningkatan itu didorong oleh mulai stabilnya negara-negara tujuan ekspor seperti Thailand dan Vietnam, serta peningkatan akvitias masyarakat di pasar domestik. 

“Nanti pada Oktober, baru akan ketahuan peningkatan market yang sesungguhnya,” kata Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono dalam diskusi virtual, Jumat, 26 Juni 2020, seerti dikutip Tempo.

Warih juga optimistis market akan cepat rebound setelah sejak April hingga Mei lalu mengalami tekanan dihantam pandemi virus corona baru (Covid-19). “Market itu biasanya rebound cepat sekali. Kalau sudah situasinya normal, jump up (kenaikan) bisa dua hingga tiga kali lipat,” katanya.

Menurut Warih, TMMIN memiliki evaluasi dari bulan ke bulan, termasuk tentang market. “Kenapa TMMIN optimistis? Karena kami harus siap sebagai manufaktur. Yang paling mengkhawatirkan itu kalau pasar jump up, melambung, kami tak siap,” katanya.

Produksi di pabrik Toyota di Indonesia dimulai kembali pada 2 Juni 2020. Namun itu berlangsung dengan jumlah terbatas karena demandnya memang masih rendah, baik domestik maupun ekspor.  Dia berharap kuartal keempat nanti, sekitar Oktober 2020, produksi akan kembali normal. Bahkan bisa lebih awal untuk ekspor ke negara-negara yang sudah stabil seperti ke Thailand dan Vietnam. 

Sekarang bagaimana sebagai manufaktur menghadapi demand yang akan meningkat pesat. “Insya’Allah ‘musim semi’ akan datang, Kita siap menghadapi lompatan permintaan unit (flexible to fulfill demand),” katanya. 

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam menambahkan bahwa situasi ekspor saat ini tergantung pada situasi di negara tujuan. Bob mengakui bahwa saat ini permintaan ekspor dari negara lain masih lemah. 

Ia mencontohkan negara-negara Amerika Latin yang selama menjadi tujuan ekspor mengalami pukulan berat karena pandemi. Trade balance di negara-negara itu disebutnya sangat parah. Begitu juga dengan negara-negara di Afrika dan Timur Tengah, yang kemungkinan recovery-nya bisa hingga 2022.  “Produksi saat ini masih di bawah 50 persen dari kapasitas normal, sebagian besar untuk ekspor,” kata dia. 

Untuk tahun 2020 in, Bob memperkirakan ekspor Toyota dari Indonesia turun antara 50-60 persen. Bob berharap tren di domestik terus meningkat karena untuk ke depan negara-negara lain juga akan fokus pada pasar domestik. “Kuncinya ada dua agar pasar kembali bergairah, kemampuan stimulus dan kemampuan penanganan Covid-19,” katanya. 

Periode Januari-Mei 2020, Toyota Indonesia mengekspor mobil 58.054 unit. Dari angka itu, 25.761 unit diproduksi di pabrik Toyota dan 32.293 unit diproduksi di pabrik Daihatsu di bawah merek Toyota. 

Adapun pabrik Toyota untuk ekspor memproduksi Toyota Fortuner, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota Sienta. Sedangkan brand Toyota yang diproduksi di pabrik Daihatsu terdiri Wigo, Avanza, Town Ace, Lite Ace, dan Rush. 

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memproyeksikan ekspor mobil pada tahun ini turun 50 persen. Dari target semua diharapkan bisa menembus 350 ribu sampai 400 ribu unit, diperkirakan hanya akan mencapai 175 ribu sampai 200 ribu unit. (*)