Berita Economy & Industry

Bank Danamon Berkomitmen di Bisnis Industri Otomotif 

JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) percaya industri otomotif dapat menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penjualan industri otomotif terus mengalami pasang-surut sejak 1972 silam. Naik-turunnya penjualan kendaraan empat atau lebih di Tanah Air dipicu berbagai faktor, mulai dari segi politik, ekonomi, pandemi Covid-19, dan kini dihadapkan pada krisis semikonduktor. 

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat penjualan mobil pada 1972 berkisar di angka 35 ribu unit. Penjualan otomotif mulai merangkak naik hingga menyentuh level 103 ribu unit pada 1979. Memasuki tahun 1980-an penjualan kendaraan roda empat mulai menyentuh angka sekitar 200 ribu unit. Tren itu mengalami fluktuasi hingga akhirnya mampu tembus 300 ribu unit pada 1994. 

Sayangnya, momen kebangkitan industri otomotif nasional tidak berlangsung lama. Gejolak ekonomi politik yang terjadi pada 1998 membuat penjualan mobil ambruk. Industri otomotif saat itu hanya mampu melego sekitar 58 ribu unit kendaraan pada periode itu. Setahun kemudian, penjualan mobil perlahan pulih menuju angka penjualan 94 ribu unit. Puncak kejayaan industri otomotif terjadi pada tahun 2013. Ketika itu penjualan kendaraan bermotor roda empat mencapai 1,3 juta unit. 

Tapi tren positif itu runtuh ketika pandemi Covid-19 melanda hampir semua negara di dunia pada 2020. “Mei 2020 yang paling parah, dari penjualan per bulan sekitar 90.000 jatuh ke 5.000 unit,” kata Sekretaris UmuM GAIKINDO dalam diskusi panel di acara The Indonesia Summit 2023 yang diselenggarakan Bank Danamon, Adira Finance, dan MUFG pada akhir Oktober 2022, seperti dikutip BISNIS.

Baru saja mencicipi longgarnya aktivitas masyarakat setelah pandemi sedikit mereda, industri otomotif kembali diterpa kelangkaan cip semikonduktor. Kukuh mengatakan bahwa kondisi tersebut menjadi tantangan baru bagi industri pada 2022. Meski demikian, Gaikindo percaya industri otomotif nasional masih berpotensi meningkatkan penjualan karena rasio kepemilikan mobil baru mencapai 99 unit per 1.000 penduduk. “Penjualan akan naik pesat jika kita naikkan rasio tersebut menjadi 1:100,” kata Kukuh. 

Meningkatnya penjualan otomotif diharapkan mendorong perekonomian ke depan. Menurut Kukuh, ekspor mobil akan meningkat jika Indonesia menjadi basis produksi. Dengan demikian cita-cita satu juta ekspor mobil yang diharapkan pemerintah dapat terwujud. Apalagi, industri otomotif mampu menyumbang 4,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebelum pandemi. Selama periode lockdown pada 2022, industri bahkan masih mempekerjakan 17 juta pekerja yang 13,6 persen di antaranya merupakan angkatan kerja nasional. 

Pembiayaan Otomotif

Di tengah pasang surut industri otomotif, Bank Danamon melalui sinergi group dengan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) dan MUFG Bank Ltd. menyebutkan memiliki komitmen yang sama untuk mendukung ekosistem pembiayaan di industri otomotif. Direktur Utama Bank Danamon Indonesia Yasushi Itagaki, dalam sambutannya pada The Indonesia Summit 2023, mengatakan bahwa perseroan bersama dengan MUFG dan Adira Finance terus mendorong pengembangan bisnis pada ekosistem otomotif Indonesia. 

“Kami percaya industri otomotif sangat penting bagi Indonesia, baik dalam hal output ekonomi, lapangan kerja yang besar, dan evolusi teknologi seperti kecerdasan artifisial hingga teknologi hijau. Pada akhirnya, kita akan menyambut 2023 dengan optimisme yang lebih tinggi,” katanya.

Kepercayaan itu yang membuat sinergi ekosistem antara Bank Danamon, Adira Finance, dan MUGF mampu menghasilkan realisasi kredit kendaraan bermotor senilai Rp 279 miliar per kuartal ketiga 2022. Jumlah ini naik enam kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Pada saat bersamaan, Bank Danamon membukukan total realisasi kredit senilai Rp 107,53 triliun secara konsolidasi pada kuartal ketiga 2022 atau naik 8 persen secara year-on-year (yoy). 

Sektor konsumer menjadi salah satu penopang dengan pertumbuhan 11 persen yoy. Selaras dengan capaian kredit, emiten berkode saham BDMN ini turut meraup laba bersih sebesar Rp 2,61 triliun. Angka ini meningkat 78,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun pendapatan bunga bersih naik 2,29 persen yoy menjadi Rp 10,49 triliun. 

Kinerja positif BDMN juga ditopang oleh Adira Finance yang menutup kuartal ketiga 2022 dengan kenaikan laba 52,19 persen secara tahunan atau dari Rp 753,2 miliar menjadi Rp 1,15 triliun. 

Capaian ini berkat susutnya beban sebesar 10,69 persen menjadi Rp 4,72 triliun. Kinerja positif Adira Finance sejalan realisasi penjualan di industri otomotif. Merujuk data GAIKINDO, penjualan mobil secara retail tembus 95.422 unit hingga akhir September 2022. Jumlah ini tumbuh 31,4 persen dibanding September tahun 2021 lalu. 

Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila menyatakan komitmen group untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif dalam negeri tak hanya sebatas hitungan satu dekade, tetapi bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.  “Oleh karena itu, dengan dukungan MUFG Bank dan Danamon, kami sangat optimistis dapat memberikan solusi pembiayaan dan keuangan yang komprehensif bagi konsumen,” katanya. 

Dengan segala capaian yang direngkuh ekosistem MUFG Group, sampai titik ini patut dinantikan sejauh mana duet Bank Danamon dan Adira Finance mampu mengungkit kinerja penjualan industri otomotif di Tanah Air. (FOTO: KOMPAS)