Berita Berita APM

Davy Tulian: SUV Kompak kini lebih Diminati

JAKARTA— Chief Operational Officer PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) Davy Tulian mengatakan bahwa kini terjadi pergeseran tren konsumen mobil. Intinya, mobil jenis utilitas sport (sport utility vehicle, SUV) kompak atau lebih kecil adalah yang lebih diminati masyarakat.

“Jika diperhatikan dalam gaya hidup atau tren otomotif generasi kita sekarang sudah mulai ada pergeseran dari mobil 7-seater ke 5-seater. Ini adalah pendukung kenapa compact SUV ini tumbuh signifikan dan semua brand ingin masuk ke segmen ini, karena ini adalah segmen yang seksi sekarang,” kata Davy dalam temu media daring, seperti dikutip ANTARA, 27 Agustus 2021.

“Dilihat dari volumenya yang besar, teknologinya menarik, dan bisa bersaing dari teknologi dan fiturnya. Dilihat juga dari sisi pembiayaan dan kredit juga menarik,” katanya. Penjualan mobil di segmen SUV kompak saat ini mengalami peningkatan yang cukup baik, walaupun sempat mengalami penurunan karena adanya pandemi COVID-19.

“Segmen compact SUV sangat menarik. Penjualan 10 tahun lalu adalah sekitar tujuh ribuan, dan pada tahun 2019 mencapai 16 ribu per bulan. Di tahun 2020 sempat menurun karena pandemi, tapi tahun ini sudah mulai bounce back ke angka 12-13 ribu per bulan,” kata Davy.

“Kami memprediksi segmen compact SUV ini mencapai penjualan di angka 20-25 ribu per bulan di tahun 2025, tergantung dengan kondisi dan kapan pandemi ini selesai,” katanya melanjutkan.

Renault memboyong produknya di lini SUV ini yaitu Kiger dengan harga mulai Rp275 jutaan di Indonesia. Davy mengatakan, seiring dengan tren SUV kompak yang meningkat, permintaan dari Kiger pun dinilai cukup baik dengan 70 surat pemesanan kendaraan (SPK).

Kiger sudah diluncurkan secara global di India pada awal Februari 2021 yang lalu. Davy mengatakan pihaknya baru merilisnya di Indonesia di kuartal tiga tahun ini lantaran kondisi pandemi COVID-19 dan bergesernya jadwal pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) di 11-21 November 2021. “Kalau bicara real plan, kami ada pikiran untuk meluncurkan Kiger di kuartal dua bersamaan dengan kompetitor. Namun, dengan kondisi pandemi yang belum bisa diprediksi, akhirnya kami luncurkan di kuartal tiga,” kata Davy.

“Sebenarnya, target kami adalah meluncurkannya di GIIAS 2021. Tapi, karena GIIAS mundur ke November, akhirnya kita soft launch. Kita akan konsisten untuk grand launch-nya di GIIAS November nanti. Tapi, kami tidak bisa tahan keinginan pasar dan diler, sehingga secara resmi (sekarang) sudah bisa dipasarkan,” katanya.

Kiger yang diboyong ke Indonesia dinilai memiliki beberapa aspek yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang diluncurkan di India dan Afrika Selatan. Berapa banyak unit Kiger yang akan masuk Indonesia per bulannya? “Belum ada angka (pasti) karena masalah chip di India datangnya terlambat. Di manufaktur negara lain (kelangkaan chip) terjadi April-Juli, dan kami antisipasi karena di India, masalah chip ini baru mulai bermunculan,” kata Davy. (*)