GRIDOTO— Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) terus mendorong pemerintah agar memberikan insentif bagi pembelian mobil baru. Insentif penting untuk memulihkan gairah pasar otomotif nasional, yang selama dua tahun terakhir turun.
Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara mengatakan bahwa penurunan penjualan mobil sudah berlangsung cukup lama. Berbagai upaya pemulihan juga sudah dicoba, sebut saja peluncuran mobil baru, sampai pameran otomotif. Namun hasilnya masih belum terlihat. Jadi, insentif dinilai menjadi solusi paling realistis untuk memperkuat kembali pasar.
Menurut Kukuh, sebagian besar pasar mobil di Indonesia masih didominasi segmen kendaraan dengan harga di bawah Rp 400 juta. Karena itu, GAIKINDO mendorong agar insentif yang diberikan pemerintah bisa difokuskan pada model dengan volume penjualan besar di segmen tersebut. “Mungkin insentif yang akan diberikan kita minta ke pemerintah, insentif untuk mobil-mobil yang memang volumenya besar,” katanya beberapa waktu lalu.
Komunikasi antara GAIKINDO dan pemerintah sudah berjalan melalui berbagai surat dan diskusi resmi. Salah satunya dilakukan dengan pejabat Kementerian Perindustrian. “Every now and then kita udah bersurat, spesial dengan Pak Putu (Direktur Jendral Kementerian Perindustrian) yang sekarang menjadi Ketua Umum GAIKINDO,” kata Kukuh. “Kami udah bersurat, diskusi sudah terjadi, mungkin kedua pihak sudah mengerti. Mengenai realisasinya kita tunggu aja,” tambahnya.
Ia juga menilai, kebijakan insentif terbukti efektif berdasarkan pengalaman saat pandemi COVID-19, melalui program Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) yang diluncurkan pada 2021. Bukan cuma menguntungkan masyarakat, insentif juga disebut dapat memberikan dampak positif ke pemerintah pusat dan daerah.
“Kita belajar dari waktu COVIC-19, dengan adanya insentif PPnBM DTP itu sangat membantu. Padahal waktu itu pemerintah sempat ragu, tapi setelah dikaji, selama tiga bulan insentif itu berjalan, potensial loss-nya sekitar Rp 3 triliun, tapi gain-nya lebih dari Rp 5 triliun,” kata Kukuh. “Artinya masih net gain Rp 2 triliun selama tiga bulan.”
Berdasarkan hasil tersebut, GAIKINDO terus berupaya meyakinkan pemerintah bahwa pemberian insentif tidak hanya membantu industri otomotif, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. “Semangat itulah yang harusnya kita sampaikan terus-terusan ke pemerintah,” kata Kukuh.
Meski pemerintah telah menampung aspirasi tersebut, ia mengakui belum ada kesimpulan final terkait bentuk dan mekanisme insentif yang mungkin akan diberikan. “Kita belum, udah ditampung, harusnya udah mengerti ya. Bentuknya seperti apa dan lain sebagainya, desainnya yang masih belum conclude,” katanya. (*)