Berita

GAIKINDO Tegaskan Prioritas Teknologi Ramah Lingkungan

JAKARTA— Pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 menampilkan kendaraan terbaru dan industri pendukungnya. Pameran juga membahas soal isu lingkungan serta industri otomotif masa depan yang lebih ramah lingkungan dan akan jadi patron untuk membuat masa depan lebih cerah.

Dalam seminar 16th GAIKINDO International Automotive Conference (GIAC), menurut Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita sudah saatnya industri otomotif secara menyeluruh bergerak untuk membawa teknologi terbaru yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan untuk masa depan yang lebih baik.

“Orang-orang butuh teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari polutan. Dalam beberapa hari ini kita sudah melihat bagaimana antusiasnya orang-orang terhadap kendaraan listrik. Dari situ saya menganggap bahwa electric mobility bukan sekadar memproduksi kendaraan listrik, industri otomotif dan kelistrikan saja. Tapi juga membawa gambaran yang lebih komprehensif lebih besar tentang bagaimana teknologi yang lebih ramah lingkungan yang seharusnya,” kata Agus dalam sambutannya, 18 Agustus 2022 seperti dikutip SWA.

Ia menegaskan pada 2030, Indonesia akan mulai memproduksi mobil listrik dengan jumlah 600 ribu unit mobil listrik, truk listrik dan bus listrik. Sementara untuk kategori kendaraan roda dua sebanyak tiga juta unit. Sekarang ada empat produsen bus listrik di Indonesia, tiga produsen mobil listrik, dan 31 produsen motor listrik yang punya fasilitas produksi di Indonesia. Transfer teknologi adalah kata kunci dari peralihan ini. Bukan hanya teknologi baterai saja, namun semua hal yang berkaitan dengan kendaraan listrik. “Mesin penggerak, baterai dan komponen yang bersentuhan langsung dengan lingkup kendaraan listrik ini harus dijaga,” kata Agus.

Ia juga menyinggung soal pemanfaatan industri menengah dan kecil untuk memproduksi ragam komponen yang bisa mulai diproduksi untuk semua kendaraan listrik. Sehingga semua pihak benar-benar saling bahu-membahu dalam hal percepatan kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya ini adalah simbiosis mutualisme yang sangat baik untuk membuat manufaktur yang besar tetap terkoneksi dengan industri menengah dan kecil.

Sementara perwakilan dari industri otomotif yang saat ini punya komitmen besar dalam hal elektrifikasi otomotif yaitu Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing, Prasanna Ganesh dan Chief Operating Officer PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, sepakat untuk menyampaikan tentang pentingnya regulasi yang juga mendukung upaya mereka dalam mempercepat produksi elektrifikasi otomotif. Mengingat tantangan dalam hal pemasaran kendaraan listrik itu punya pendekatan dan metode yang berbeda. Sehingga dibutuhkan sokongan regulasi agar titik temu antar industri yang bermain di dalamnya juga dapat sejalan.

Hal lain yang juga sangat berkaitan dengan percepatan elektrifikasi otomotif di tanah air adalah soal bagaimana penggunaan komponen baterai di kendaraan listrik, juga sanggup menemui ekspektasi dari calon konsumen. Hal ini dipaparkan oleh Franz Kinzer dari AVL List GmbH. Menurutnya, dalam membuat komponen kendaraan listrik terutama hal vital seperti baterai, memang dibutuhkan ragam pengetesan. Mengingat baterai itu adalah berbicara soal lifecycle komponen itu sendiri. Kuncinya adalah bagaimana membuat baterai dengan masa pakai panjang dan punya kemampuan digunakan untuk kendaraan sepanjang masa pakainya.

Jika semua kondisi ini bisa berjalan sesuai dengan perencanaan berikut penerapan regulasi dan dukungan semua pihak termasuk peralihan industri menengah dan kecil, bukan tak mungkin target produksi kendaraan listrik minimal 600 ribu unit (untuk mobil, bus dan truk) sertai tiga juta unit (untuk motor) di Indonesia lebih cepat tercapai. (*)