KOMPAS— Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sepakat memajukan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Kesepakatan politik ini menjadi tonggak penting menuju penyelesaian perundingan yang ditargetkan rampung pada September 2025. Ursula menyebut dengan kesepakatan ini, membuka jalan baru bagi kedua belah pihak. Tak terkecuali bagi industri manufaktur terutama otomotif.
“Eropa dan Indonesia memilih jalur keterbukaan, kemitraan, dan kesejahteraan bersama. Perjanjian ini akan membuka pasar baru dan menciptakan peluang lebih besar bagi pelaku usaha,” kata Ursula dikutip Selasa 15 Juli 2025. “Termasuk, penguatan rantai pasok bahan baku penting untuk industri teknologi bersih dan baja Eropa,” lanjutnya.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan, bagi Indonesia, IEU-CEPA tidak hanya sekadar membuka akses perdagangan. “Perjanjian ini harus mendukung upaya Indonesia membangun industri, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat agenda pembangunan berkelanjutan. Kami siap menyelesaikan perjanjian tersebut secepatnya demi manfaat bersama,” kata Prabowo.
Bagi Indonesia, sektor otomotif menjadi salah satu yang diuntungkan dari penyelesaian IEU-CEPA. Pasalnya, perjanjian ini membuka akses pasar lebih luas ke Uni Eropa, yang selama ini dikenal memiliki standar tinggi, terutama terkait produk ramah lingkungan. Dengan peluang ini, industri otomotif nasional diharapkan mampu meningkatkan ekspor kendaraan, khususnya mobil beremisi rendah hingga kendaraan listrik.
Pemerintah menargetkan kerja sama ini dapat memperkuat transfer teknologi, mendorong investasi pabrik perakitan, dan memperluas jaringan pemasok komponen dalam negeri. Selain membuka akses perdagangan, IEU-CEPA juga mencakup kerja sama pasokan bahan baku penting bagi kedua belah pihak, seperti mineral kritis yang menjadi penopang industri baterai kendaraan listrik. Hal ini dinilai sejalan dengan visi Indonesia menuju kemandirian energi dan transisi energi bersih, sebagaimana tertuang dalam Asta Cita.
Lebih jauh, kedua pemimpin juga sepakat memperkuat kerja sama di sektor energi melalui skema Just Energy Transition Partnership dan inisiatif Global Gateway dari Uni Eropa. Melalui IEU-CEPA, Indonesia dan Uni Eropa menegaskan komitmen bersama mendorong tata perdagangan yang terbuka, adil, dan berbasis aturan. Kedua pihak juga bersepakat untuk terus berkontribusi pada perdamaian global, memperkuat kerja sama di PBB, serta mendukung stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. (*)