KUMPARAN— Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan target nol emisi (net zero emission) di sektor industri pada tahun 2050. Salah satu industri yang memegang peranan penting adalah otomotif. Untuk mencapai target itu, Kemenperin sedang menyiapkan peta jalan (road map) dekarbonisasi.
“Industri otomotif merupakan salah satu kelompok industri yang menjadi target prioritas penurunan emisi nasional. Rencananya bulan Agustus kita sudah rilis tahap awal peta dekarbonisasi industri otomotif,” kata Apit Pria Nugraha (Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin), dalam acara Kumparan New Energy Vehicle (NEV) Summit di Sudirman Central Business District (SCBD) Park, Jakarta, Selasa 6 Mei 2025.
Target peta jalan itu bukan hanya menyasar kendaraan bertenaga listrik, tapi untuk industri otomotif dengan segala jenis teknologinya. Penyusunan peta jalan dekarbonisasi tersebut tak mudah, sebab perkembangan di industri otomotif begitu cepat. Sehingga nantinya meskipun road map sudah diluncurkan, bakal ada pembaharuan tiap tahun. “Kami akan treatment roadmap sebagai living document. Jadi mungkin tahun depan pasti kita koreksi lagi,” katanya.
Ia juga menekankan proses transisi kendaraan berbahan bakar bensin menuju ramah lingkungan di Indonesia dilakukan secara bertahap. Hal ini dikarenakan populasi kendaraan dalam negeri yang masih didominasi mesin berbahan bakar minyak (BBM) atau internal combustion engine (ICE). “Kami mendorong supaya perpindahan tak terlalu drastis. Kendaraan berbasis listrik itu bagus. Tapi kita tak serta-merta harus meloncat langsung. Kita juga harus menyeimbangkan dengan kesiapan infrastruktur dan lain-lain. Bagi kami kebijakan itu harus sifatnya adaptif, tak boleh membuat kaget,” kata Apit.
Kemenperin tetap mendorong industri otomotif dalam negeri sejalan dengan target pengurangan emisi. Ia mencontohkan Kemenperin sudah bersiap menerapkan teknologi mesin Standar Euro 5 dan Euro 6 untuk mobil ICE. “Terpenting ada kontribusi menurunkan emisi dulu. Dari situ kita mulai masuk ke hybrid EV, lalu masuk ke PHEV (plug-in hybrid electric vehicle). Tujuannya nanti mulai masuk ke hidrogen. Kalau kita bicara sumber energi yang lebih futuristis lagi, ada green ammonia,” katanya. (*)