Berita

Neraca Dagang Otomotif Defisit, Pertama Sejak 2013

JAKARTA— Neraca perdagangan kendaraan bermotor dan bagiannya (HS 87 untuk CBU dan CKD) serta HS 98 (IKD) mengalami defisit tahun berjalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang ekspor dan impor kendaraan bermotor dan bagiannya pada periode Januari-Mei tahun 2022 ini terjadi peningkatan nilai impor. Di saat bersamaan, nilai ekspor tetap tumbuh stabil.

Secara keseluruhan, total nilai ekspor kendaraan bermotor dan bagiannya itu mencapai 3,79 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, pada periode sama nilai impor telah menembus 3,89 miliar dollar AS, sehingga terjadi defisit neraca perdagangan otomotif sebesar 95,97 juta dollar AS selama lima bulan pertama tahun ini.

Kondisi defisit seperti ini sudah lama tak terjadi pada perdagangan otomotif nasional. Terakhir, defisit terjadi pada 2013, sebesar 862,4 juta dolar AS. Dari sisi impor, terdapat beberapa produk yang mendominasi. Paling besar yakni impor kendaraan untuk angkutan barang dengan spesifikasi berat kotor lebih dari 45 ton yang didatangkan secara utuh (completely built up, CBU) dengan nomor HS 87041037. Total nilai impor produk mencapai 377,03 juta dolar AS. Negara importir terbesar antara lain Jepang, India, dan China.

Kontributor impor kedua yaitu komponen untuk kendaraan penumpang seperti gear box. Produk dengan HS 87084026 ini menorehkan nilai impor hingga 296,32 juta dolar AS dari negara asal Jepang, China, dan Thailand. Selanjutnya terdapat impor HS 98017020 atau kendaraan bermotor dalam bentuk terurai tidak lengkap (incompletely knocked down, IKD) yang terdiri dari kendaraan untuk angkutan barang dengan berat kotor lebih dari 5 ton tapi tidak lebih dari 24 ton.

Total nilai impor tersebut mencapai 186,08 juta dolar AS selama Januari hingga Mei tahun ini. Impor komponen dan aksesoris pun cukup tinggi. Pada urutan selanjutnya, nilai impor terbesar dipegang HS 87089980, meliputi komponen dan aksesoris untuk kendaraan penumpang hingga lebih 10 orang, serta kendaraan angkutan barang. Total nilai impor produk ini mencapai 172,57 juta dolar AS.

Selain itu, terdapat impor kendaraan untuk tujuan khusus seperti pengumpul sampah, hooklift, serta pikap yang mayoritas berasal dari Thailand. Produk dengan nomor HS 87042129 itu mencatatkan nilai impor sebesar 154,69 juta dolar AS. Di bawahnya, terdapat produk yang kini tengah ramai membanjir di pasar Indonesia, yakni skuter/ mopeds (HS 87141090). Kebanyakan produk ini berasal dari China, dengan total nilai impor mencapai 129,3 juta dolar AS selama lima bulan pertama tahun ini.

Di sisi lain, Indonesia masih mencatatkan nilai ekspor tertinggi dari pengapalan mobil utuh (CBU) bermesin konvensional dengan kapasitas silinder 1.000cc sampai 1.500cc. Negara yang banyak menyerap produk HS 87032259 itu adalah Filipina dan Arab Saudi. Total nilai ekspor produk tersebut mencapai 647,5 juta dolar AS. Selain itu, Filipina dan Arab Saudi pun menjadi pasar terbesar produk mobil penumpang berkapasitas silinder 1.500cc sampai 1.800cc (HS 87032365) yang pada periode Januari-Mei mencatatkan nilai ekspor sebesar 515,41 juta dolar AS. Negara-negara tersebut ditambah Uni Emirat Arab dan Oman juga menjadi pasar terbesar produk HS 87032368 yakni mobil penumpang berkapasitas 2.500cc ke atas.

Ekspor CBU itu mencapai 383,59 juta dolar AS pada Januari-Mei 2022. Melihat fakta demikian, selayaknya para pemangku kepentingan industri mengingat kembali pernyataan Presiden Joko Widodoi. Presiden mengimbau agar memperbesar kembali penggunaan produk buatan lokal, bukan memperlebar arus impor. (*)