DETIK — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) melaporkan kinerja penjualan mobil nasional sepanjang bulan Januari–Oktober 2025. Total penjualan mencapai sekitar 630 ribu unit, turun 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski pasar melemah, sejumlah merek mencatat pertumbuhan yang menonjol.
Produsen asal Tiongkok menempati posisi teratas dalam pertumbuhan penjualan. BYD membukukan kenaikan 178,2 persen pada periode tersebut. Denza, sub-brand BYD yang baru mulai beroperasi di Indonesia tahun ini, mencatat lonjakan lebih besar lagi, yakni 651,1 persen. Kenaikan tersebut terjadi karena basis penjualan awal yang masih kecil dan ekspansi merek yang agresif.
Selain dua brand tersebut, terdapat sejumlah merek lain yang menunjukkan tren positif. Chery mengalami peningkatan 142,7 persen, GWM 94,6 persen, BAIC 167,8 persen, Scania 32,4 persen dan Volkswagen 193,2 persen. Pertumbuhan ini memperlihatkan bahwa pemain baru masih memperluas jaringan pemasaran dan menarik konsumen baru.
Sebaliknya, lima besar merek terlaris mengalami penurunan penjualan. Honda menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 35,5 persen. Daihatsu turun 23,5 persen, Toyota 14 persen, Suzuki 8,6 persen dan Mitsubishi 5,3 persen. Penurunan ini disebabkan merek-merek tersebut memiliki basis penjualan besar sehingga perlambatan pasar langsung berpengaruh pada total penjualan mereka.
GAIKINDO sebelumnya menargetkan penjualan mobil 2025 mencapai 900 ribu unit. Namun, GAIKINDO menurunkan proyeksi menjadi 780 ribu unit. Ketua I GAIKINDO Jongkie D. Sugiarto mengatakan proyeksi baru tersebut merupakan hasil perhitungan ulang yang mempertimbangkan kondisi pasar terkini. (*)

