JAKARTA— Asosiasi Produsen Mobil China (China Association of Automobile Manufacturers, CAAM) memprediksi pasar mobil di China akan melambat pada 2023. Melambatnya penjualan kendaraan roda empat di China disebabkan oleh ekonomi domestik yang diprediksi melemah pada 2023 serta kekurangan chip semikonduktor yang berkepanjangan.
Para pelaku pasar mobil memperkirakan penjualan di seluruh industri hanya meningkat 1,3 persen tahun 2023 depan. Sebelumnya pasar mobil China sempat tumbuh 9,4 persen pada 2022. Menurut proyeksi CAAM, penjualan mobil baru segmen sedan, crossover, SUV, MPV, dan minibus di seluruh industri hanya meningkat menjadi 23,8 juta unit pada tahun 2023 atau naik 1,3 persen secara tahunan (year-on-year, yoy) dibanding 23,5 juta unit tahun ini.
“Untuk menghindari melambatnya pasar otomotif, CAAM mendesak pemerintah [China] agar memperpanjang insentif pajak untuk kendaraan bertenaga bahan bakar minyak pada tahun 2023,” kata CAAM dikutip dari Automotive News China, Selasa, 20 Desember 2022.
Pada semester kedua 2022, pemerintah China mengurangi separo pajak pembelian menjadi lima persen untuk mobil berbahan bakar minyak (internal combustion engine, ICE) dengan kapasitas mesin hingga 2.0 liter seharga 300 ribu yuan atau sekitar Rp 669 juta ke bawah.
Pemotongan pajak bertujuan untuk merangsang pasar otomotif setelah turun tajam dari bulan April hingga Mei 2022. Ketika itu, Shanghai sebagai kota terbesar di China dan pusat produksi mobil, mengalami lockdown di tengah merebaknya wabah flu Covid-19. Insentif pajak yang akan selesai pada akhir Desember 2022 membantu penjualan mobil kecil di seluruh China naik 12 persen hingga melebihi 21,3 juta unit selama periode Januari-November 2022. (Sumber: BISNIS)