Berita Economy & Industry

Penjualan Mobil Oktober 2025 Naik secara Bulanan, Cermati Efeknya bagi Emiten Otomotif

KONTAN— Data menunjukkan penjualan mobil nasional meningkatan secara bulanan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan whole sales mobil pada Oktober 2025 mencapai 74.020 unit. Angka ini naik 19,23 persen secara bulanan (month on month). Hasil ini menandai kembalinya whole sales mobil secara bulanan di atas 70 ribu unit. Pada April–September angkanya rata-rata penjualan bulanan hanya sebesar 59.381 unit.

Kenaikan penjualan mobil ini diikuti oleh penguatan harga saham di industri otomotif. Misalnya, saham PT Astra International Tbk (ASII) mengakumulasi kenaikan 11,69 persen dalam sebulan terakhir ke level Rp 6.450 per saham. Lalu, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menanjak 15,15 persen dalam sebulan perdagangan terakhir ke posisi Rp 2.660 per saham. Sementara, saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) dan PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) sama-sama mengalami kenaikan saham masing-masing 3,11% dan 2,5 persen.

Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas Abida Massi Armand mengatakan reli saham otomotif dalam sebulan terakhir didorong oleh kombinasi pemulihan penjualan domestik dan sentimen forward-looking investor. Penjualan mobil nasional yang naik secara bulanan itu juga memulihkan kepercayaan pasar setelah enam bulan tertahan di bawah 70 ribu unit. Rebound ini menandakan realisasi pent-up demand, menjadi katalis positif bagi emiten besar seperti ASII dengan pangsa pasar 47 persen. “Pemulihan volume secara langsung memperkuat kinerja penjualan dan meningkatkan leverage operasional di Kuartal keempat 2025,” kata Abida, Rabu 12 November 2025.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata berpendapat kenaikan harga saham otomotif dalam sebulan terakhir terutama ASII, AUTO, IMAS, dan IMJS tidak semata disebabkan oleh rebound penjualan mobil Oktober 2025, tetapi merupakan kombinasi antara seasonal recovery, sentimen promosi akhir tahun, dan rotasi sektor dari defensif ke konsumsi siklikal. Penjualan mobil yang rebound menandakan stabilisasi permintaan domestik setelah enam bulan melemah. Lonjakan penjualan BYD sebesar 874 persen MoM melalui model Atto 1 turut memperkuat persepsi pasar terhadap percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

Momentum ini juga didorong oleh ekspektasi penguatan musiman pada kuartal keempat 2025, ketika pabrikan gencar melakukan promosi akhir tahun dan GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) pada 21–30 November 2025 di Gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang (Banten).

“Secara keseluruhan, rebound penjualan Oktober menjadi sinyal positif bahwa permintaan otomotif mulai stabil setelah tekanan panjang, meski perbaikan masih bersifat taktikal ketimbang struktural,” kata Liza.

Dalam jangka menengah, prospek sektor ini bergantung pada keberhasilan emiten menjaga inventory turnover, memperluas model listrik, dan memanfaatkan dukungan insentif pemerintah, sambil tetap waspada terhadap daya beli konsumen yang belum sepenuhnya pulih. Meski prospeknya positif, sektor otomotif masih menghadapi beberapa hambatan makro ekonomi dan eksternal. Misalnya, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang tinggi akibat kebijakan moneter ketat menahan daya beli konsumen, terutama di segmen mass market.

Selain itu, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai tahun 2026 berpotensi menekan permintaan kendaraan baru. Walaupun lini Hybrid Electric Vehicle (HEV) ASII mendapat perlindungan melalui insentif Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) tiga persen, tekanan tetap terasa di segmen non-hybrid yang belum mendapat stimulus serupa.

Industri otomotif masih menghadapi tantangan struktural. Hingga Oktober, whole sales mobil turun 10,6 persen year on year (yoy). Penjualan retail turun 9,6 yoy, menandakan tekanan daya beli di segmen menengah ke atas. Di sisi lain, pasar ekspor roda dua belum pulih sepenuhnya, sementara penjualan domestik hanya naik tipis 4,1 persen MoM. Tekanan suku bunga tinggi, biaya kredit kendaraan yang mahal, dan inflasi biaya hidup menahan minat pembelian mobil baru.

Abida merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 7.450 per saham, mencerminkan valuasi 9,2 kali tahun penuh 2026 dengan P/E (+1 standar deviasi) dari rata-rata historis. Ia juga juga menyarankan buy saham IMAS di target harga Rp 1.321 per saham dan akumulasi saham IMJS dengan target harga Rp 290 per saham. (*)

 INDEKS BERITA

Tag

Gaikindo ASII IMAS IMJS Ekonomi Indonesia AUTO Saham Otomotif penjualan mobil Oktober 2025 Investasi Otomotif Prospek Industri Otomotif

Berita Terkait

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Insight

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Laba Emiten Otomotif Tertekan Daya Beli

Insight

Laba Emiten Otomotif Tertekan Daya Beli

Insentif Mobil Listrik Berakhir di Tahun Ini, Gaikindo Prediksi Harga Jual Bisa Naik

Industri

Insentif Mobil Listrik Berakhir di Tahun Ini, Gaikindo Prediksi Harga Jual Bisa Naik